Yosi mulai menangis sungguh dia tidak menyangka bahwa perbuatannya akan berujung seperti ini.
"Nanti saya akan menghubungi orang tua kalian, dan sebaiknya kalian berinstropeksi diri dan segera berbaikan dengan Renata dan lain-lainnya." kata Pak Bagas kemudian keluar ke kelas diikuti oleh Bu Wiwit
Evi dan Cika sangat bingung membayangkan betapa kecewanya nanti orang tuanya kepada mereka, mereka menyesal kenapa mereka daridulu selalu menuruti perbuatan nakal yang selalu dilakukan Yosi dan tidak mau membantu Yosi untuk tidak berbuat nakal lagi...
Bagian 7
Beberapa hari setelah kejadian itu, keadaan antara Yosi, Evi, dan Cika sangatlah berbeda. Evi dan Cika sudah tidak bersama Yosi lagi. Mereka sudah kapok untuk berteman dengan Yosi. Yosi pun juga terlihat berbeda dia terlihat lebih pendiam sejak kejadian itu. Renata, Sena, Baby, Rani, Angel, dan Fifi sedikit khawatir dengan keaadaan Yosi. Tapi untuk sementara waktu mereka membiarkan Yosi untuk seperti itu dulu, mungkin itu agar Yosi dapat berinstropeksi diri dulu.
Minggu ini adalah hari permulaan diadakannya try out untuk ujian nasional yang akan diadakan sebentar lagi. Pada hari ini, Yosi masih terlihat seperti hari-hari sebelumnya terlihat murung, lama-kelamaan Renata, Sena, Baby, Rani, dan Fifi pun kasihan.
"Halo Yos! Ngelamun aja." sapa Baby
"Eh hai, kenapa?" kata Yosi kaget dan tergagab
"Eh kita gak mau ngapa-ngapain kok sama kamu." jawab Rani segera, takut ada salah faham dibenak Yosi
"Iya kok, kita cuma mau nyapa kamu aja." jawab Fifi tersenyum
"Oh.. emm iya sekalian gini aku mau ngomong... minta maaf sama kalian karena aku udah bikin banyaaak salah sama kalian." kata Yosi akhirnya
"Iya kita udah maafin kok, syukur kamu mau ngerubah sikap kamu itu." jawab Renata
"Oh iya maaf aku baru bisa ngomong sekarang sebelum-sebelumnya aku masih takut sama kalian." kata Yosi denga tulus
"Iya Yosi. Tapi kamu jangan diem gini terus dong, mulai sekarang kita temenan oke? Gimana teman-teman." kata Sena meminta jawaban teman-teman lainnya
semua mengagguk setuju
"Ah kalian baik banget, padahal dulu aku sering jahatin kalian. Sungguh aku benar-benar minta maaf sama kalian sekaligus terima kasih banyak, aku beruntung dulu pernah mendapat musuh yang baik sekali sekarang kepadaku. Jadi sekarang kita teman?" kata Yosi selanjutnya
"Iya teman. Enggak boleh ada musuh-musuhan lagi. Enggak ada debat-debatan lagi, Enggak ada ejek-ejekan lagi. Enggak ada jahil-jahilan lagi. Oke?" jawab Renata tersenyum
"Sip oke, sungguh aku banyak mendapatkan pelajaran dari kalian semua. Terimakasih banyak teman-teman" kata Yosi kemudian merangkul teman-teman barunya itu.
Setelah itu Yosi mulai berbuat baik, dia sudah berbaikan dengan Evi dan Cika mereka pun terlihat dekat kembali, dan yang terpenting sudah tidak ada kejahilan yang dilakukan Yosi dan sudah tidak ada lagi permusuhan diantara Renata, Sena, Baby, Fifi, Rani, dan Angel dengan Yosi yang ada adalah pertemanan yang damai.(THE END)
Sabtu, 02 November 2013
Cerbung: Pelajaran dari Musuh part 6
"Aaaaa!" teriak Renata histeris
"Eh kanapa? Ada apa?" tanya Sena, Baby, Angel, Fifi, dan Angel panik
"Ah ini apa? Tadi masuk kedalam mulutku." kata Renata panik
"Hah kok bisa? Coba lihat apaan sih itu?" kata Fifi
Fifi pun menjongkok untuk melihat benda yang ditunjuk oleh Renata tersebut.
"Kalau aku kira-kira sih ini ekor cicak. Tapi gimana bisa masuk kemulutmu? Apa lewat minum tadi?" kata Fifi menjelaskan.
"Hah kok bisa? Aku enggak masukin ke botol air minumku kok. Serius." kata Sena ketakutan dan merasa bersalah...
Bagian 6
Seperti kesepakatan mereka sebelumnya, kejadian itu akan dilaporkan pada guru pada hari ini, namun Renata, Rani, Baby, Angel, Sena, dan Fifi masih bimbang untuk melaporkan hal ini kepada guru, karena sementara waktu ini mereka belum mempunyai saksi maupun barang bukti siapa yang melakukan hal tersebut. Walau mungkin sebagian dari mereka telah menebak siapa yang telah melakukan hal tersebut. Ya, benar si nenek sihir Yosi. Tapi mereka tidak mau asal menuduh tanpa ada bukti.
Mereka pun mulai membicarakan hal tersebut tapi tetap saja tidak ada jalan keluar untuk memecahkan masalah ini, Renata dan Sena pun sejak kejadian kemarin masih canggung tidak seperti biasanya, mungkin Renata masih kesal dan Sena pun masih merasa bersalah karena ekor cicak itu ada di dalam botol minumnya.
Hingga pada waktu istirahat Cika salah seorang teman Yosi mendatangi Renata dan segerompolan temannya yang sedang di kamar mandi.
"Halo Ren. Halo semua!" sapa Cika kepada Renata dan pada teman-teman lainnya
"Eh, kamu Cik. Kenapa? Tumben kesini enggak bareng temen kamu itu?" jawab Renata menyindir
"Eh, jangan salah paham dulu dong, aku kesini cuma mau jujur tentang emm..." kata Cika ragu-ragu
"Tentang apasih? Enggak papa ngomong aja deh." kata Rani penasaran
"Jadi gini, sebenarnya kemarin yang masukkin ekor cicak di botol minuman Sena dan keminum sama Renata itu adalah Yosi. Tapi, tapi... kalian jangan bilang sama Yosi ya kalau aku yang bilang sama kalian tentang ini. Aku takut, tapi aku udah enggak betah lagi temenan sama Yosi karena dia suka maksa aku buat ini itu. Dan aku juga enggak mau kalo aku disuruh buat ngelakuin hal jahat sama kalian." kata Cika panjang lebar.
"Okedeh, makasih banget buat kejujuran mu. Tapi maaf sebelumnya gimana kalau kamu jadi saksi buat kita laporkan kejadian ini sama guru. Biar Yosi tau kalau perbuatannya selama ini adalah salah, dan dia bisa memperbaiki semua perbuatannya selama ini. Bukannya kita mau balas dendam sama dia kita cuma mau dia sadar dengan semua yang telah dia perbuat selama ini." kata Fifi
"Iya, tenang aja kamu sama kita bakal aman kok dari gangguan Yosi kalau kamu takut dia marah sama kamu gara-gara hal ini." kata Renata
"Emm.. yaudah deh aku mau jadi saksi buat kejadian ini. Makasih ya kalian udah mau ngertiin aku yang sering buat salah sama kalian, sekali lagi aku minta maaf atas perbuatan ku selama ini sama kalian." kata Cika menyalami satu persatu teman-temannya itu.
"Iya sama-sama kita juga minta maaf kalau sering buat salah sama kamu. Dan sekali lagi kita juga ngucapin makasih atas kejujuranmu." kata Rani
Setelah kejadian itu Renata, Sena, dan Fifi bergegas menuju ke kantor guru untuk menemui Pak Bagas walikelas mereka, sedangkan Rani, Angel, dan Baby bersam Cika menunggu kabar selanjutnya. Mendengar laporan itu Pak Bagas segera menindak lanjuti perkara itu, beliau segera memanggil Yosi dan Evi untuk menemuinya di kantor.
Sidang mulai berlangsung. Sena, Renata, Fifi, Cika, Yosi, dan Evi berada didalam ruangan untuk menjalankan sidang bersama Pak Bagas dan Bu Wiwit.
"Oke, saya akan memulai menginterogasi tentang kejadian ini. Saya dengar kemarin ada kejadian bahwa ada seseorang yang berani memasukkan ekor cicak dalam botol minum Sena. Dan menurut saksi, orang yang telah melakukan tersebut adalah Yosi, benar begitu Yosi?" kata Pak Bagas
Yosi yang ditanya hanya diam menunuduk karena ketakutan.
"Jawab Yosi, kenapa diam saja!" kata Bu Wiwit
"I-i-iya bu." akhirnya Yosi menyerah untuk tetap diam
"Lalu untuk apa kamu berbuat senekat itu Yosi?" tanya Pak Bagas selanjutnya
"Anu pak, emm saya tidak tahu. Saya hanya ingin menjahili Sena dan teman-temannya." jawab Yosi terbata-bata sambil menahan tangis
"Jadi Sena botol air mineralmu yang ada ekor cicaknya itu saya dengar terminum oleh Renata betul Sena, Renata?" kata Bu Wiwit kemudian
Sena dan Renata mengangguk
"Lalu Yosi bagamaina kamu mendapatkan ekor cicak itu dan dapat memasukkannya dalam botol mineral Sena?" tanya Bu Wiwit
"Jadi yang saya suruh untuk membawa ekor cicak itu adalah Evi, lalu saya dan Evi yang memasukkannya ke dalam botol minum Sena saat jam olahraga kemarin." jawab Yosi
"Dan Cika?" tanya Pak Bagas yang sudah hafal betul apabila Cika adalah salah satu teman dekat Yosi
"Dia yang mengawasi di dekat pintu masuk." jawab Yosi
"Jadi sudah terbukti benar disini yang bersalah adalah Yosi, Evi, dan Cika. Jadi sekarang Renata, Sena, dan Fifi dibolehkan untuk keluar kelas dulu." kata Pak Bagas
Renata, Sena, dan Fifi pun bergegas keluar kelas. Di luar Renata segera meminta maaf kepada Sena tentang perilakunya sejak kemarin yang sedikit tidak enak terhadap Sena, merekapun berpelukan. Sungguh mereka sangat sayang dengan sahabat-sahabatnya itu.
"Bapak sangat kecewa dengan kalian, kenapa kalian senekat ini melakukan hal seperti itu apa kalian tidak malu dengan perbuatan kalian ini? Sesungguhnya apa yang terjadi diantara kalian? Bapak tidak mau memarahi kalian, seharusnya kalian sudah bisa berinstropeksi diri, kalian sudah kelas 6 sebentar lagi kalian Ujian Nasional. Seharusnya mulai sekarang kalian fokus dengan tujuan kalian." kata Pak Bagas panjang lebar
Yosi mulai menangis sungguh dia tidak menyangka bahwa perbuatannya akan berujung seperti ini.
"Nanti saya akan menghubungi orang tua kalian, dan sebaiknya kalian berinstropeksi diri dan segera berbaikan dengan Renata dan lain-lainnya." kata Pak Bagas kemudian keluar ke kelas diikuti oleh Bu Wiwit
Evi dan Cika sangat bingung membayangkan betapa kecewanya nanti orang tuanya kepada mereka, mereka menyesal kenapa mereka daridulu selalu menuruti perbuatan nakal yang selalu dilakukan Yosi dan tidak mau membantu Yosi untuk tidak berbuat nakal lagi.(Bersambung)
"Eh kanapa? Ada apa?" tanya Sena, Baby, Angel, Fifi, dan Angel panik
"Ah ini apa? Tadi masuk kedalam mulutku." kata Renata panik
"Hah kok bisa? Coba lihat apaan sih itu?" kata Fifi
Fifi pun menjongkok untuk melihat benda yang ditunjuk oleh Renata tersebut.
"Kalau aku kira-kira sih ini ekor cicak. Tapi gimana bisa masuk kemulutmu? Apa lewat minum tadi?" kata Fifi menjelaskan.
"Hah kok bisa? Aku enggak masukin ke botol air minumku kok. Serius." kata Sena ketakutan dan merasa bersalah...
Bagian 6
Seperti kesepakatan mereka sebelumnya, kejadian itu akan dilaporkan pada guru pada hari ini, namun Renata, Rani, Baby, Angel, Sena, dan Fifi masih bimbang untuk melaporkan hal ini kepada guru, karena sementara waktu ini mereka belum mempunyai saksi maupun barang bukti siapa yang melakukan hal tersebut. Walau mungkin sebagian dari mereka telah menebak siapa yang telah melakukan hal tersebut. Ya, benar si nenek sihir Yosi. Tapi mereka tidak mau asal menuduh tanpa ada bukti.
Mereka pun mulai membicarakan hal tersebut tapi tetap saja tidak ada jalan keluar untuk memecahkan masalah ini, Renata dan Sena pun sejak kejadian kemarin masih canggung tidak seperti biasanya, mungkin Renata masih kesal dan Sena pun masih merasa bersalah karena ekor cicak itu ada di dalam botol minumnya.
Hingga pada waktu istirahat Cika salah seorang teman Yosi mendatangi Renata dan segerompolan temannya yang sedang di kamar mandi.
"Halo Ren. Halo semua!" sapa Cika kepada Renata dan pada teman-teman lainnya
"Eh, kamu Cik. Kenapa? Tumben kesini enggak bareng temen kamu itu?" jawab Renata menyindir
"Eh, jangan salah paham dulu dong, aku kesini cuma mau jujur tentang emm..." kata Cika ragu-ragu
"Tentang apasih? Enggak papa ngomong aja deh." kata Rani penasaran
"Jadi gini, sebenarnya kemarin yang masukkin ekor cicak di botol minuman Sena dan keminum sama Renata itu adalah Yosi. Tapi, tapi... kalian jangan bilang sama Yosi ya kalau aku yang bilang sama kalian tentang ini. Aku takut, tapi aku udah enggak betah lagi temenan sama Yosi karena dia suka maksa aku buat ini itu. Dan aku juga enggak mau kalo aku disuruh buat ngelakuin hal jahat sama kalian." kata Cika panjang lebar.
"Okedeh, makasih banget buat kejujuran mu. Tapi maaf sebelumnya gimana kalau kamu jadi saksi buat kita laporkan kejadian ini sama guru. Biar Yosi tau kalau perbuatannya selama ini adalah salah, dan dia bisa memperbaiki semua perbuatannya selama ini. Bukannya kita mau balas dendam sama dia kita cuma mau dia sadar dengan semua yang telah dia perbuat selama ini." kata Fifi
"Iya, tenang aja kamu sama kita bakal aman kok dari gangguan Yosi kalau kamu takut dia marah sama kamu gara-gara hal ini." kata Renata
"Emm.. yaudah deh aku mau jadi saksi buat kejadian ini. Makasih ya kalian udah mau ngertiin aku yang sering buat salah sama kalian, sekali lagi aku minta maaf atas perbuatan ku selama ini sama kalian." kata Cika menyalami satu persatu teman-temannya itu.
"Iya sama-sama kita juga minta maaf kalau sering buat salah sama kamu. Dan sekali lagi kita juga ngucapin makasih atas kejujuranmu." kata Rani
Setelah kejadian itu Renata, Sena, dan Fifi bergegas menuju ke kantor guru untuk menemui Pak Bagas walikelas mereka, sedangkan Rani, Angel, dan Baby bersam Cika menunggu kabar selanjutnya. Mendengar laporan itu Pak Bagas segera menindak lanjuti perkara itu, beliau segera memanggil Yosi dan Evi untuk menemuinya di kantor.
Sidang mulai berlangsung. Sena, Renata, Fifi, Cika, Yosi, dan Evi berada didalam ruangan untuk menjalankan sidang bersama Pak Bagas dan Bu Wiwit.
"Oke, saya akan memulai menginterogasi tentang kejadian ini. Saya dengar kemarin ada kejadian bahwa ada seseorang yang berani memasukkan ekor cicak dalam botol minum Sena. Dan menurut saksi, orang yang telah melakukan tersebut adalah Yosi, benar begitu Yosi?" kata Pak Bagas
Yosi yang ditanya hanya diam menunuduk karena ketakutan.
"Jawab Yosi, kenapa diam saja!" kata Bu Wiwit
"I-i-iya bu." akhirnya Yosi menyerah untuk tetap diam
"Lalu untuk apa kamu berbuat senekat itu Yosi?" tanya Pak Bagas selanjutnya
"Anu pak, emm saya tidak tahu. Saya hanya ingin menjahili Sena dan teman-temannya." jawab Yosi terbata-bata sambil menahan tangis
"Jadi Sena botol air mineralmu yang ada ekor cicaknya itu saya dengar terminum oleh Renata betul Sena, Renata?" kata Bu Wiwit kemudian
Sena dan Renata mengangguk
"Lalu Yosi bagamaina kamu mendapatkan ekor cicak itu dan dapat memasukkannya dalam botol mineral Sena?" tanya Bu Wiwit
"Jadi yang saya suruh untuk membawa ekor cicak itu adalah Evi, lalu saya dan Evi yang memasukkannya ke dalam botol minum Sena saat jam olahraga kemarin." jawab Yosi
"Dan Cika?" tanya Pak Bagas yang sudah hafal betul apabila Cika adalah salah satu teman dekat Yosi
"Dia yang mengawasi di dekat pintu masuk." jawab Yosi
"Jadi sudah terbukti benar disini yang bersalah adalah Yosi, Evi, dan Cika. Jadi sekarang Renata, Sena, dan Fifi dibolehkan untuk keluar kelas dulu." kata Pak Bagas
Renata, Sena, dan Fifi pun bergegas keluar kelas. Di luar Renata segera meminta maaf kepada Sena tentang perilakunya sejak kemarin yang sedikit tidak enak terhadap Sena, merekapun berpelukan. Sungguh mereka sangat sayang dengan sahabat-sahabatnya itu.
"Bapak sangat kecewa dengan kalian, kenapa kalian senekat ini melakukan hal seperti itu apa kalian tidak malu dengan perbuatan kalian ini? Sesungguhnya apa yang terjadi diantara kalian? Bapak tidak mau memarahi kalian, seharusnya kalian sudah bisa berinstropeksi diri, kalian sudah kelas 6 sebentar lagi kalian Ujian Nasional. Seharusnya mulai sekarang kalian fokus dengan tujuan kalian." kata Pak Bagas panjang lebar
Yosi mulai menangis sungguh dia tidak menyangka bahwa perbuatannya akan berujung seperti ini.
"Nanti saya akan menghubungi orang tua kalian, dan sebaiknya kalian berinstropeksi diri dan segera berbaikan dengan Renata dan lain-lainnya." kata Pak Bagas kemudian keluar ke kelas diikuti oleh Bu Wiwit
Evi dan Cika sangat bingung membayangkan betapa kecewanya nanti orang tuanya kepada mereka, mereka menyesal kenapa mereka daridulu selalu menuruti perbuatan nakal yang selalu dilakukan Yosi dan tidak mau membantu Yosi untuk tidak berbuat nakal lagi.(Bersambung)
Categories
Cerbung
Sabtu, 05 Oktober 2013
Cerbung: Cinta tak Bisa Ditebak [Cakka Shilla] part 10 (THE END)
Baca sebelumnya Cinta tak Bisa Ditebak part 9
"Semua pikiran Shilla menjadi lega setelah Shilla menerima SMS dari Cakka, dia sudah tidak sabar lagi untuk esok hari. Dia tidak berani menebak-nebak apa yang akan terjadi esok hari..."
"Semua pikiran Shilla menjadi lega setelah Shilla menerima SMS dari Cakka, dia sudah tidak sabar lagi untuk esok hari. Dia tidak berani menebak-nebak apa yang akan terjadi esok hari..."
Setengah 5
Shilla sudah selesai sarapan, karena baju dan riasan sudah disiapkan dari
sekolah. Shilla hanya menyiapkan beberapa kapas dan pembersih untuk
membersihkan diri nanti apabila acara sudah selesai. Dia mengenakan sepatu dan
bergegas ke jalan raya untuk menemukan bus yang telah diberitau Cakka
sebelumnya. Sekitar pukul 05.10 bus yang ditunggu-tunggupun datang, ia segera
memasuki bus dan mencari-cari sosok Cakka. Terlihat tangan melambai-lambai
kepadanya.
“Nah itu
Cakka.” Gumamnya.
“Selamat
Pagi Shilla, udah gue siapkan kursi buat lo.” kata Cakka.
“Selamat
pagi juga, makasih udah dikasih kursi. Lo enggak kasian apa sama orang yang
berdiri itu malah lo kasih kursi itu sama gue.” omel Shilla sambil menunjuk
mbak-mbak yg berdiri di dekat pintu.
“Udah gue
tawarin tadi Shilla cerewet, katanya cuma deket. Wleek…” kata Cakka sambil
menjulurkan lidahnya
“Ya udah
deh, maaf udah ngomel-ngomel.” jawab Shilla sambil nyengir.
“Iya
gapapa kok, lucu tau kalo lo kayak gitu.” Kata Cakka.
Sekitar sepuluh menit mereka
telah tiba di sekolah, sedikit orang yang sudah datang. Hanya anggota
putra-putri batik, grub penari, grub karawitan, grub paduan suara, dan beberapa
guru maupun petugas yang sedang mondar-mondir mengurus ini itu. Bu Okky
menyambut Shilla dan Cakka di pintu gerbang.
“Kalian
langsung aja ke kelas 9c untuk Shilla, dan Cakka di kelas 9b. Kalian dapet antrian
nomer 2 ya! Sesudah Ify dan Rio, tadi mereka sudah hampir selesai.” Kata Bu Okky
“Iya Bu.”
Jawab mereka bebarengan.
Sekitar 10 menit Shilla sudah
selesai dirias, dan hasilnya walaaa.. dia tambah cantik dengan rambut panjangnya
yang diberi sedikit sanggul kecil dan digerai keriting, ditambah polesan
wajahnya yang cerah.
“Shilla
pakai baju batik yang warna biru itu ya.” Kata Ibu-ibu yang merias wajahnya
tadi.
“Iya bu,
ruang gantinya di mana ya?” Tanya Shilla.
“Di kamar mandi
putri, di samping kelas 9a.” jawab ibu tadi.
“Oh iya
bu, makasih.”
Setelah
Shilla keluar dari kelas, ternyata Sivia dan Angel sudah menunggunya diluar.
“Ya Allah
Shill, kamu tambah cantik banget.” Kata Sivia.
“Iya Shill,
kamu cantik banget-banget.” Sambut Angel.
“Ah kalian
enggak usah berlebihan deh.” elah Shilla.
“Kita
enggak melebih-lebihkan tau, kita serius kok. Iya enggak Vi?” kata Angel yang
disambut dengan anggukan mantap Sivia.
“Hahaha
yaudah, gausah serius banget gitu juga kali. Kalian temenin aku ganti baju? Mau
kan
?” tanya
Shilla.
“Tentu tuan putri.” Jawab Sivia bergaya
seperti pelayan.
Sesampainya di ruang ganti.
Shilla segera berganti pakaian yang telah disediakan.
Sekitar 5
menit Shilla sudah selesai berganti pakaian. Terusan batik warna biru tua dipadukan
dengan riasan wajahnya menambah keanggunan dan kecantikan Shilla. Dia pun
bergegas keluar dari kamar mandi, tapi setelah Shilla ke luar dari kamar mandi
Shilla sudah tidak menemukan Sivia dan Angel. Bersamaan dengan itu dari kamar
mandi siswa cowok keluar Cakka.
“Eh Shilla
ketemu lagi. Lah si Sivia sama Angel tadi kemana? Tadikan disini nungguin lo.” Kata Cakka.
“Lah iya
kemana tadi berdua? Tau-tau udah ngilang aja, pasti sengaja deh ini ninggalin gue. Awas aja kalau ketemu.” Kata Shillaa marah-marah.
“Ya udah
lah, enggak usah marah-marah. Nanti cantiknya ilang lho.”
“Ah apaan
sih kamu? Berlebihan banget, jadi malu.”
“Enggak
tau. Jujur lo itu cantik banget.” Kata Cakka.
“Ah
makasih jadi malu, besar nanti kepala gue. Hahahahaa” jawab Shilla diiringi tawa.
“Ah lawak
banget sih lo.” Kata Cakka.
Pukul
07.00 semua hadirin sudah siap, acara segera dimulai dengan penyambutan tamu
oleh pasangan putra-putri batik dan dilanjutkan dengan pemotongan kue oleh
bapak kepala sekolah. Setelah acara pokok selesai, dilanjutkan dengan acara
hiburan yang diisi dengan tari tradisional, solo vocal, karawitan, paduan
suara, dan lainnya yang dipersembahkan oleh siswa-siswi SMP Harapan Bangsa.
Setelah
anggota putra-putri batik diizinkan untuk beristirahat, Shilla segera menghampiri
Angel dan Sivia yang sedari tadi duduk di kursi tamu sambil memotret Shilla dan
Cakka.
“Heh,
kalian tadi kenapa ninggal gue sendirian di kamar mandi?” sergah Shilla.
“Haha-
siapa bilang lo sendiri, lo kan sama Cakka.” ledek Sivia.
“Ish
kalian, mana malah asik foto-foto gue sama Cakka lagi tadi.” balas Shilla.
“Haha-
enggak apa-apa kali Shill, nih liat cocok banget tau kalian.” jawab Sivia
sambil menyodorkan kameranya.
“Iyadeh,
kalian seneng gue juga seneng.” kata Shilla pasrah.
“Haha- akhirnya
lo nyerah juga.” Kata Sivia sambil menjulurkan lidahnya merasa telah menang.
Dari ujung
barisan Shilla melihat Cakka yang mengisyaratkan kepadanya untuk naik ke atas.
Melihat isyarat itu dia sedikit bingung karena pada waktu itu para siswa
dilarang untuk naik ke lantai atas. Shilla menanyakan balik kepada Cakka bener
dia harus naik ke lantai atas, setelah mendapat jawaban dari Cakka dia segera
naik ke atas menuju ke kelas 8a seperti yang dijanjikan oleh Cakka.
Sesampainya Shilla di depan
kelas 8a seperti perjanjiannya dengan Cakka, yang memang letaknya sedikit
memojok terhimpit antara dua bangunan sehingga tidak terlalu terlihat dari
halaman bawah. Dia segera mencari-cari sosok Cakka, akhirnya dia memutuskan
untuk menunggu sambil melihat pentas seni dibawah. Saat Shilla sedang asyik melihat
pentas seni terdengar alunan gitar dari belakang, dia segera berbalik kebelakang
dan dia menemukan Cakka sedang memetik senar gitarnya sambil menyanyikan alunan
lagu…
“Mungkinkah kau tahu
Rasa cinta yang kini
membara
Dan masih tersimpan
Dalam lubuk jiwa
ingin kunyatakan
Lewat kata yang mesra
untukmu
Namun ku tak kuasa
Untuk melakukannya
Mungkin hanya lewat
lagu ini
Akan kunyatakan rasa
Cintaku padamu
rinduku padamu tak bertepi
Mungkin hanya sebuah
lagu ini
Yang selalu akan
kunyanyikan
Sebagai tanda betapa aku inginkan kamu”
Setelah Cakka menghentikan menyanyinya, dia menghampiri Shilla
lalu dia menggenggam kedua tangan Shilla dan berkata.
“Shilla sebenernya aku sayang sama kamu, maukah kamu jadi
pacarku?” kata Cakka meyakinkan Seketika Shilla merasa darahnya dipompa dengan cepat, dia masih kaget dengan tindakan Cakka itu. Perutnya terasa digelitiki oleh kepakan beribu kupu-kupu. Hatinya buncah dengan kegembiraan. Setelah hening beberapa saat..
“Emm, aku juga sayang sama kamu.” jawab Shilla salting
“Jadi sekarang kita … pacaran.."
"Makasih Shilla.” lanjut Cakka gembira dengan senyum mengembang di bibirnya.
"Makasih Shilla.” lanjut Cakka gembira dengan senyum mengembang di bibirnya.
“Iya.”
jawab Shilla malu-malu.
Setelah
kejadian mengembirakan itu Shilla tidak sabar untuk segera memberitahukan kabar
gembira itu kepada Sivia dan Angel, iapun melambaikan tangannya kepada Sivia
dan Angel yang berada di halaman bawah. Tak disangka Shilla ketahuan oleh Bu
Winda yang melihat Shilla dan Cakka di lantai atas, Bu Winda pun memerintahkan
mereka untuk segera turun kebawah. Shilla dan Cakka pun segera menunduk dan
tertawa terbahak-bahak karena menyadari perbuatan konyol mereka itu.
Setelah
membersihkan diri dan berganti pakaian, Shilla dan Cakka menuju ke kantin untuk
menemui Sivia dan Angel. Sesampainya di kantin Shilla, Cakka, Sivia, dan Angel
berkumpul bersama.
“Ada apaan nih? Kayanya ada kabar gembira nih Ngel yang belum kita tahu dari Shilla.” Kata
Sivia
“Iya nih.
Shilla ayo cerita dong sama kita? Atauu- gue boleh nebak enggak?-“ ujar Angel sambil menggantung kata-katanya.
“Atauu
jangan-jangan lo sama Cakka udah jadian? Oh My God Shill!” kata Sivia antusias memotong
kata-kata Angel.
“Iya kita
udah jadian.” Jawab Cakka dengan gembira.
“Ya ampun!
Longlast kalian! Gue ikut seneng tau Shill.” kata Angel.
“Iya
langgeng buat kalian semoga sampe kakek nenek hahaha. By the way PJ(Pajak
Jadian) nya mana nih buat kita?” kata Sivia.
“Tenang
aja gue traktir kalian sepuasnya hahaha.” Kata Shilla gembira.
“Iya gue
juga traktir kalian deh.” Kata Cakka.
“Okedeh
tau aja lo kalau kita bisa nampung banyak makanan.” jawab Sivia yang doyan
makan itu.
Shilla
sangat gembira harapannya selama ini bukanlah hanya harapan semu saja, semuanya
sekarang telah menjadi nyata, cintanya telah menjadi nyata bersama cakka.
Memang Cinta tak Bisa Ditebak!
(THE END)
16 Juni 2011
Categories
Cerbung,
Cinta tak Bisa Ditebak,
Fanfic
Cerbung: Cinta tak Bisa Ditebak [Cakka Shilla] part 9
Baca sebelumnya Cinta tak Bisa Ditebak part 8
"Setelah itu dia mencoba memejamkan mata, tapi setiap matanya terpejam bayangan Cakka selalu terlintas dibenaknya. Ya Tuhan semoga yang ini, bukan seorang PHP, do’a nya didalam hati..."
"Setelah itu dia mencoba memejamkan mata, tapi setiap matanya terpejam bayangan Cakka selalu terlintas dibenaknya. Ya Tuhan semoga yang ini, bukan seorang PHP, do’a nya didalam hati..."
Sudah
beberapa hari hubungan Shilla dan Cakka berlalu, dan terlihat mereka semakin
dekat. Tapi belum ada tanda-tanda mereka ada hubungan yang spesial. Ya sudahlah mungkin memang bukan jalanku
kata hati Citra menenangkan dirinya.
Teng..
Tong.. Teng.. Tong..
Terdengar
suara bel tanda pengumuman yang menggelegar mengalahkan bel stasiun kereta api,
yang mengejutkan lamunan Shilla.
Tak lama
kemudian terdengar suara Bu Ira yang mengumumkan bahwa besok acara ulang
tahun sekolah yang ke-50 akan ada acara penyambutan tamu penting. Beberapa nama
anak-anak kelas 8 dan 9 dipanggil untuk masuk ke aula sekolah, dan ternyata
nama Shilla juga terpanggil diantara 16 anak barangkali yang disebutkan namanya
oleh Bu Ira.
“Ish, ada
apalagi sih. Penyambutan siapa sih? Kenapa harus gue?” kata Shilla yang memang
dari tadi bête sendiri memikirkan Cakka.
“Enggak
apa-apa kali Shill, berarti elo dipandang istimewa sama guru-guru.” nasehat
Angel yang memang sudah tau betul sifat Shilla kalau lagi bête.
“Hehe iya
betul itu kata Angel, gih sono cepet-cepet ke aula nanti terlambat suruh lepas
sepatu lagi lo.” ledek Sivia mencoba membuat mood Shilla kembali.
“Bisa aja
kalian, ya udah gue pergi dulu ya.” jawab Shilla setengah berlari.
Di depan kelas 8a dia melihat
sosok yang dia kenal, oh ternyata Cakka.
“Mau ke
aula ya Shill? Barengan yok?” ajak Cakka.
“Hah, oh
iya. Lo juga dipanggil ya? Boleh” jawab Shilla yang mulai salting.
“Iyalah.”
jawab Cakka dengan seutas senyum di bibirnya.
Sesampainya di aula mereka
berpisah untuk duduk di bangku yang memang sedari mereka datang sudah terpisah
antara anak cowok dan cewek. Bu Ira mulai mengabsen nama-nama mereka,
kemudian beliau menjelaskan maksudnya mengundang mereka semua untuk datang ke
aula ini, mereka semua diberi tugas untuk menjadi putra-putri batik untuk
penyambutan tamu besok. Setelah itu giliran Bu Okky guru paling modis
walaupun udah nenek-nenek menjelaskan bahwa besok mereka akan dirias dari pagi,
sehingga mereka disuruh untuk datang pukul 05.30 berhubung bukan hanya
siswa-siswi penyambutan namun masih banyak penari maupun dari grub paduan
suara. Setelah penjelasan soal dandanan dan pakaian yang panjangnya melebihi
sungai bengawan Solo, Bu Okky mulai membagi pasangan putra-putri batik untuk
penyambutan besok.
“Mario Stevano
Aditya Haling dengan Alyssa Saufika Umari dan, Ashilla Zahrantiara dengan Cakka
Kawekas Nuraga…..” kata Bu Okky
Oh My God, apalagi ini gue pasangan sama Cakka?
Tuhan bisa-bisa gue salting suruh gandengan sama Cakka, hancur berantakan nanti
jadinya. Keluh Shilla dalam hati. Tiba-tiba saja Cakka yang memang duduk
sebaris dengan Shilla tersenyum ke Shilla melihat kabar itu. Shilla pun dengan
canggung membalas senyum Cakka.
Sesampainya di kelas, Sivia dan
Angel telah siap-siap mengintrogasi Shilla. Kebetulan pada jam itu adalah
pelajaran Bu Okky.
“Maaf
anak-anak, tadi ibu terlambat sebentar karena harus menyampaikan informasi
tentang siswa-siswi yang akan menyambut tamu penting besok. “ kata Bu Okky
menjelaskan.
“Tuh
dengerin tu.” kata Shilla kepada teman-temannya.
“Elah
cuman itu, detailnya gimana? Ceritain dong?” kata Sivia.
“Nanti ah
kalo istirahat kedua aja, kalo dimarahin Bu Okky baru tau rasa kalian.” sergah
Shilla.
“Iyadeh.”
Jawab Angel pasrah.
Shilla
bukan hanya siswa pandai dia juga cantik, tinggi, walaupun terkadang sifat juteknya
kambuh.
Tiga kali bel berbunyi
menandakan waktu istirahat. Semua anak berhamburan keluar kelas mungkin ada
yang kebelet ke kamar mandi, keburu kehabisan makanan di kantin, dan kesibukan
lainnya. Tetapi Shilla, Sivia, dan Angel masih stay di dalam kelas, mengintrogasi Shilla tentang rencana
pelaksanaan penyambutan untuk besok.
“Gimana
katanya mau nyeritain detailnya ke kita?” kata Angel memulai pembicaraan.
“Jadi gini
besok ada salah satu tamu penting dari pemerintah yang akan datang ke sekolah
kita, jadi nama-nama tadi yang disebutkan sama Bu Ira disuruh dandan kayak
putra-putri batik itu lho. Nah parahnya gue pasangan sama Cakka.” kata Shilla
panjang lebar.
“Aih
kalian nanti pasti jadi pasangan yang paling cocok.” kata Sivia nyengir.
“Apaansih,
di sini enggak nyari cocok-cocokkan kali!” bantah Shilla.
“Enggak
apa-apa kali Shill. Kalo boleh jujur lo itu cocok banget tau sama Cakka. Lo
cantik, pinter, tinggi, nah terus si Cakka pinter, cakep, tinggi, cool,
berbakat lagi. Kurang apalagi coba.” kata Sivia senyum-senyum.
“Yaudah
ambil aja sono.” jawab Shilla sinis untuk menutupi perasaannya.
“Ah, jangan
marah gitu dong. Bercanda doang atuh neng.” hibur Sivia.
“Iya iya, gue enggak marah kok.” sambung Shilla.
Setelah
bel masuk mereka kembali menuju meja masing-masing untuk kembali belajar
seperti semula.
Seharian
ini Shilla merasa ada sesuatu yang selalu terngiang-ngiang di otaknya, selama di
sekolah dia selalu mencoba untuk mencari-cari sosok Cakka, di rumahpun dia
menanti-nanti SMS dari Cakka. Ia tidak tahu apa yang sesungguhnya dia rasakan,
ini semua membuat dia was-was, deg-degan setiap memikirkan Cakka. Apakah benar
ini yang dinamakan cinta? Pertanyaan itu selalu saja terngiang di kepalanya.
Saat
asik-asiknya melamun led biru di hape Shilla menyala. Tak ambil pusing dia
langsung mengambil hapenya, alangkah senangnya Shilla ketika ia tahu ternyata
Cakka yang SMS. Sejak kapan aku sesenang
ini jika ada SMS dari Cakka? kata hati Shilla meyakinkan dirinya sendiri
yang bertingkah aneh itu. Ah barangkali
ini yang namanya Cinta.
Cakka :
Malam Shilla :)
Shilla : Hai :) mlam juga
Cakka :
Hehe, lagi ngapain kamu? :D
Shilla :
Lagi berimajinasi :p kamu sndiri?
Cakka : Lagi
baca blog kamu ni :p Hayo khayalin aku kan? :p
Shilla : Tau
blog aku darimana? Aduh itu isinya curhatan tau malu :( Ah pede bgt sih kamu, pen bgt ya dikhayalin aku :p
Cakka : Dari
twitter kamu, tulisan kamu bagus-bagus tau aku suka puisi nya :) Hahaha blh jga tu sekali-kali aku dikhayalin kamu :p
Shilla : Ah
makasih :) Okedeh nnti ya kalo aku kekurangan
bahan buat di khayalin :p
Cakka : Yah
jdi aku cuma jdi cadangan ni :(
Shilla : Hehehe
enggk2 Cuma bercanda kok :p
Cakka : Besok
berangkat jam berapa kamu?
Shilla : Belom
tau jga sih. Kamu sendiri?
Cakka : Mungkin
sekitar jam 05.00 dari rumah. Barengan sama aku aja besok, mau enggak? :D
Shilla : Oke
boleh, kira-kira kamu sampe rumahku jam berapa?
Cakka : Mungki
jam 05.10 nnti aku SMS kalo udh deket kek biasanya :)
Shilla :
Okedeh sip :D
Cakka : Em
bsok kalo stelah penyambutan aku tunggu di lantai 2 depan kelas 8a bisa? :)
Deg,
jantung Citra mulai berdetak kencang lagi. Aduh
ini anak kenapa ngajakin ketemuan? Mau ngapain juga? tanya kata hati Shilla.
Shilla : Oke :) lantai 2 depan kelas 8a yakan?
InsyaAllah ya :D
Cakka : Iya :) Makasih Shilla. Udah malem nih cepet
tidur besok bangun pagi biar enggak kesiangan :D
Shilla : Hahaha
siap kapten :p Selamat malam :)
Cakka :
Selamat malam juga Ashilla :p
Semua pikiran
Shilla menjadi lega setelah Shilla
menerima SMS dari Cakka, dia sudah tidak sabar lagi untuk esok hari. Dia tidak
berani menebak-nebak apa yang akan terjadi esok hari.
(Bersambung)
Categories
Cerbung,
Cinta tak Bisa Ditebak,
Fanfic
Cerbung: Cinta tak Bisa Ditebak [Cakka Shilla] part 8
Baca sebelumnya Cinta tak Bisa Ditebak part 7
"Saat Shilla membaca pesan itu Shilla mulai merasakan getaran yang berbeda, dia sangat deg-degan. Pertanda apa ini? Apakah ini pertanda bahwa dia akan… Ah sudahlah jangan terlalu berharap semua angan-angan itu tiba-tiba menyesaki dada Shilla..."
"Saat Shilla membaca pesan itu Shilla mulai merasakan getaran yang berbeda, dia sangat deg-degan. Pertanda apa ini? Apakah ini pertanda bahwa dia akan… Ah sudahlah jangan terlalu berharap semua angan-angan itu tiba-tiba menyesaki dada Shilla..."
Paginya
karena telah terbiasa Shilla berangkat pagi, saat dia naik bus kebetulan Cakka
juga ada di bus itu akhirnya mereka duduk bersama.
Sesampainya
di sekolah mereka berpisah karena Shilla lebih memilih lewat tangga timur
,sedangkan Cakka lewat tangga barat. Sampai di kelas Sivia dan Angel sudah
menunggu Shilla.
“Selamat
ya Shill.” kata Sivia
“Ah,
makasih ya.” jawab Shilla dengan tersenyum.
“Iya,
selamat ya Shill.” kata Angel
“Makasih
Angel.” jawab Shilla.
“Kita
kangen sama lo tau.” kata Angel.
“Gue kan
emang ngangenin.” jawab Shilla nyengir.
“Ah ,lo
Shill. Tambah parah aja lo sama Cakka.” kata Sivia.
“ Ah,
apaan sih lo.” jawab Shilla sekenanya.
“Ah lo tu
cocok tau sama Cakka.” kata Angel.
“Iya
,setuju gue.” tambah Sivia.
“Ish
,kalian berdua tu emang nyebelin banget ya, kan kalian yang terkagum-kagum sama
dia, jadi kalian aja yang sama dia.” kata Shilla menutupi perasaannya.
“Ah ,enggak
lho Shill kitakan cuma bercanda.” kata Sivia, takut kalo Shilla marah.
“Oke, gue
juga cuma bercanda kali.” jawab Shilla manjawil bahu Sivia.
Setelah bel istirahat berbunyi
Shilla, Sivia ,dan Angel seperti biasa duduk didepan ruang agama. Saat mereka
mengobrol bersama.
“Wah enak
ya jadi Shilla, bisa deketan terus sama Cakka.” Kata Sivia sambil mengunyah
makanannya.
“Biasa aja
tu.” jawab Shilla
“Ah, yang
bener?” sergah Angel memancing.
“Ya,
beneran lah ,kenapa juga gue bohong.” jawab Shilla.
Setelah
bel masuk berbunyi semua anak masuk ke kelas masing-masing. Setelah jam ekonomi
seperti biasa jika hari Selasa anak-anak 8a meminjam buku IPS ke kelas 8b.
Seperti biasa juga beberapa anak 8a masuk kekelas 8b, saat itu Shilla baru saja
kembali dari kamar mandi, dan kebetulan dia bertemu dengan Cakka yang akan
meminjam buku IPS ke 8b, akhirnya Cakka meminjam buku Shilla.
***
Hari Senin, minggu selanjutnya.
Saat pulang sekolah, seperti biasa Shilla, Sivia dan Angel pulang bersama. Saat
itu mereka membicarakan ulangan Geografi untuk besok. Shilla pun teringat kalau
ternyata bukunya masih di bawa oleh Cakka dan ia pun baru teringat bahwa tadi
malam Cakka mengirim sms kepadanya untuk mengambil di kelasnya karena ada
jadwal karate.
Shilla
pun terburu-buru lari menuju kelas 8a, saat Shilla sampai di kelas 8a ternyata
Cakka sendirian di dalam kelas sambil memainkan gitarnya yang sengaja
ditinggalnya di kelas. Shilla ragu-ragu untuk masuk kedalam kelas.
“Kka, hehe
maaf ya tadi lupa kalo ada janji mau ambil buku.” kata Shilla ragu-ragu membuka
suara.
“Lama
banget kirain kamu lupa.” jawab Cakka datar.
Dalam hati Shilla berbicara ini anak kenapa sih
bentar-bentar perhatian terus jadi dingin, aneh. Susah ditebak.
“Sekali
lagi maaf ya, tadi gue lupa untung si Angel sama Sivia ngingetin kalau besok ada ulangan Geografi.” jawab
Shilla menyesal.
“Enggak
apa-apa kok, biasa aja kali gausah tegang gitu” jawab Cakka tertawa lalu
berdiri mengambil tas nya.
“Habis lo
masang tampang ngeri gitu sih.” jawab Shilla polos
“Nih buku
lo, gimana nasib ulangan lo kalo lo sampai lupa buat ngambil buku ini.” kata
Cakka sambil menyodorkan buku IPS milik Shilla.
“Gue suruh
lo nganter buku ini ke rumah gue.” jawab Shilla sambil menjulurkan lidahnya.
“Enggak
apa-apa deh, untung-untung bisa main sama lo di rumah lo.” jawab Cakka nyengir.
“Latihan
karate jam berapa? Nanti lo terlambat lho.” kata Shilla mengalihkan pembicaraan
Cakka.
“Udah
mulai daritadi kok, dari jam dua.” jawab Cakka.
“Lah kok
gajadi latihan, lo bolos? Gara-gara gue ya?” kata Shilla panik dan bersalah.
“Enggak
apa-apa lagi. Gue lagi capek, males latihan.” kata Cakka menyambar gitarnya
lagi.
“Lo enggak
pulang?” tanya Shilla
“Nanti ah,
lagi pengen disini … sama lo.” jawab Cakka sedikit menggantung.
Deg..
jantung Shilla serasa mau copot mendengar kata-kata Cakka barusan. Degupan
jantungnya semakin cepat. Dia kemudian menghampiri jendela kelas yang
berhadapan dengan jalan raya mencari-cari sosok Angel dan Siva, ah ternyata mereka masih disana kata
Shilla dalam hati.
“Lo mau
pulang?” kata Cakka memecah keheningan diantara mereka.
“Emm
gimana ya..?” jawab Shilla bingung bercampur salah tingkah.
“Mau gue
ajarin main gitar enggak?” kata Cakka memotong kata-kata Shilla.
“Em boleh,
tapi bentar ya gue bilang sama temen-temen gue dulu biar pulang duluan.” jawab
Shilla.
“Mau gue
anter ke bawah?”
“Enggak
usah ah, dari sini aja males turun tangga.” jawab Shilla sekenanya.
Dia
memang sudah mempersiapkan keadaan ini sebelumnya, jarak antara Shilla dan
teman-temannya memang tidak terlalu jauh, dia memanggil-manggil nama Angel dan
Sivia yang orangnya tepat di bawahnya. Yang dipanggilpun menoleh kearah jendela. Shilla pun menjelaskan
maksudnya memanggil mereka.
“Gue masih
ada urusan, kalian pulang duluan aja.” teriak Shilla dari jendela.
Melihat
sosok Cakka duduk dikelas itu, teman-temannya pun tanggab dengan maksud Shilla.
“Okedeh,
hati-hati ya.” Jawab Sivia mewakili temannya sambil tertawa.
Di
kelas Shilla berjalan mendekati Cakka.
“Lo
lucu teriak-teriak di jendela. Hahahaa.” kata Cakka diiringi derai tawanya
“Biarin,
yang kayak gue ginikan langka.” jawab Shilla enggak mau kalah sambil
menjulurkan lidahnya.
“Iya emang
yang kayak lo itu gak ada, lain daripada yang lain, lucu tapi aneh. Eh jadi
enggak ini diajarin main gitarnya?” jawab Cakka menyadarkan dirinya.
Lagi-lagi
Shilla dibuat terbang oleh kata-kata Cakka. Apa
mungkin dia punya perasaan yang sama denganku? Ah, enggak usah berharap lebih
deh Shill, nanti ujung-ujungnya sakit hati lagi. Kata hati Shilla
bersahutan menenangkan hatinya.
“Kok diem
aja sih jadi enggak nih?” kata Cakka mengagetkan lamunan Shilla.
“Eh, jadi
lah. Hehe maaf.” jawab Shilla mengatasi rasa saltingnya.
“Ngelamun
ajasih, ngelamunin gue ya? Hayo?” tanya Cakka dengan nada menggoda.
“Enggak
lah, lo mah kelewat PD.” jawab Shilla sekenanya.
“Ngalamunin
apa dong? Gebetan?”
“Eh enggak,
gebetan siapa? Gue engak ada gebetan tau.” jawab Shilla malu-malu
“Hahahaa lucu ih lo kalo kayak gitu.” kata
Cakka diiringi dengan tawanya.
“Ah
apaansih? Jadi ngajarin enggak ni? “
“Jadi
dong, sini ambil kursi.” perintah Cakka.
Setelah
mengambil kursi, Cakka mulai mengajari Shilla bermain gitar mulai dari cara
memegang gitar yang benar, cara memetik dawai gitar yang benar, dan memetik
akor-akor gitar. Cakka mengajari Shilla dengan sangat telaten. Shilla mulai
merasakan getaran itu lagi, getaran disaat dirinya bersama Cakka. Apakah ini yang dinamakan cinta? Kata
hati Shilla bertanya-tanya lagi.
Jam menunjukkan pukul 03.00,
Shilla dan Cakka telah berada di koridor lantai bawah menuju pintu gerbang.
Mereka hanya saling diam bergelut dengan pikiran masing-masing . Sesampainya di
pintu gerbang.
“Mau
minum? Aku ambilin ya? Kamu tunggu disini aja.” kata Cakka memulai percakapan.
“Boleh.”
jawab Shilla singkat diiringi senyumnya.
“Sebentar
ya.” kata Cakka sambil berlalu.
Tak berapa lama Cakka muncul
dengan 2 gelas Dawet, yang kebetulan penjualnya nangkring di sebelah
sekolah.
“Ini
dawetnya. Suka tape enggak? Tapi enggak gue kasih tape takut kalau lo enggak
suka.” kata Cakka sambil menyodorkan
minuman itu.
“Tau aja
gue enggak suka tape.” jawab Shilla sambil tertawa.
“Apasih
yang enggak gue tau.” jawab Cakka menyombongkan diri.
“Lo tu
ternyata orangnya lawak banget ya? Kok bisa jadi dingin itu gimana ceritanya.”
“Gak tau.”
jawab Cakka sekenanya.
Setelah menyantap
habis dawet mereka, Cakka dan Shilla bergegas pulang karena waktu sudah
terlalulu sore.
Malamnya Shilla mulai
mengkhayalkan sosok Cakka lagi. Cinta? Inikah cinta? Kenapa seperti ini? Tapi,
dia takut kalau selama ini dia dan Cakka hanya akan menjadi teman tidak lebih.
Dia takut apabila dia harus menyadari kesalahannya selama ini bahwa dia telah
salah berharap, otaknya pun mulai berangan-angan. Dreett.. let biru dari hape
Shilla menyala. Ternyata SMS dari Cakka, ia sangat gembira sontak dia langsung
membuka pesan itu. Sejak kapan dia merasa gembira apabila ada cowok yang sok
perhatian dengannya? Tapi Cakka tidak seperti itu dia tidak sok perhatian, dia
tulus, kata otaknya berebutan.
Cakka : Hai,
udh tidur ya? :)
Shilla : Blom
kok, biasa tdr mlem :)
Cakka :
Lagi ngapain ni?
Shilla : Lagi
nulis hehe :D Kamu sendiri?
Cakka : Lagi
enggak ngapa-ngapain. Suka nulis ya nulis apa? Puisi? Atauu? cerita? :D
Shilla : Ya
nulis apa aja, tergantung mood hehe :)
Cakka : Ciye
:D Bikinin puisi dong buat aku ;p
Shilla :
Okedeh, kapan-kapan ya :p
Cakka : Iyadeh :) Oh iya, makasih ya tadi buat waktunya
:D
Shilla : Iya
santai aja kali. Makasih juga udah mau ngajarin maen gitar :)
Cakka :
Iya. Kapan-kapan lagi ya? ;)
Shilla : Insya
Allah deh :D
Cakka : Udah
malem nih, cepet tidur gih. Besok terlambat lagi :p
Shill :
Iya Cakka, good night :)
Cakka :
Good night too. Nice dream :D
Setelah
itu dia mencoba memejamkan mata, tapi setiap matanya terpejam bayangan Cakka
selalu terlintas dibenaknya. Ya Tuhan
semoga yang ini, bukan seorang PHP, do’a nya didalam hati.
(Bersambung)
Categories
Cerbung,
Cinta tak Bisa Ditebak,
Fanfic
Cerbung: Cinta tak Bisa Ditebak [Cakka Shilla] part 7
Baca sebelumnya Cinta tak Bisa Ditebak part 6
"Seakan ada rasa yang berbeda yang mulai dirasakan oleh Shilla, Cakka orang yang dulu dikenalnya seorang yang benar-benar dingin sekarang telah berubah total membuat hidupnya mulai terisi dan berwarna dengan perhatiannya terhadap Shilla..."
"Seakan ada rasa yang berbeda yang mulai dirasakan oleh Shilla, Cakka orang yang dulu dikenalnya seorang yang benar-benar dingin sekarang telah berubah total membuat hidupnya mulai terisi dan berwarna dengan perhatiannya terhadap Shilla..."
Tak ada
yang tau hubungan Cakka dan Shilla akan berlanjut seperti apa? Tapi sudah jelas
di sekolah mereka, sudah tersebar tentang berita tentang kedekataan mereka. Dan mungkin Shilla sendiri mulai merasa nyaman dengan Cakka,
apakah yang dia rasakan adalah cinta? Dan apakah Cakka juga merasakan apa yang
dirasakan Shilla? Semua itu menjadi pertanyaan di otak Shilla, tapi dia tak mau
mengganggu konsentrasi belajarnya untuk menghadapi perlombaan LCC gara-gara
memikirkan perasaannya, jadi biarlah semua mengalir seperti apa yang telah dikehendakkan
oleh-Nya.
Perlombaan tinggal lusa mereka
pembimbingan dari pagi, sebelum masuk mereka saling bertanya tentang apa yang
mereka tidak ketahui antara satu dengan yang lainnya. Mereka pulang pukul
03.00. Sampai pelaksanaan perlombaan Cakka meminta ijin untuk tidak mengikuti
ekstra maupun kegiatan tambahan lainnya. Jadi Shilla dan Cakka lebih sering
pulang bersamaan.
Keesokan paginya mereka kembali
disuruh untuk berkumpul di ruang lab bahasa, mereka diberi pengarahan untuk
besok mulai dari seragam yang dipakai, dan waktu berangkat. Guru yang mengajar
pembinaan pun hanya masuk untuk menanyakan apa yang belum Cakka dan Shilla
jelas. Setelah itu mereka diizinkan
untuk istirahat sebentar. Pukul 12.30 mereka diizinkan pulang, untuk
mempersiapkan lomba besok. Saat itu sekolah belum menunjukkan waktu pulang,
akhirnya Shilla dan Cakka pulang bersama. Sampai dirumah Cakka maupun Shilla
mempersiapkan untuk lomba. Malamnya Shilla mengirim sms kepada Cakka.
Shilla :
Hai :)
Cakka :
Hai jga ,ada apa Shill? :)
Shilla : Bsok
kamu berangkat jam berapa ?
Cakka : Mungkin
jam 06.15 dari rumah ?
Shilla :
Gue bareng ya?
Cakka :
Knapa? tkut ditinggl wktu brangkt LCC ? :p
Shilla :
Ah ,elo. Gue serius ni ?
Cakka : Iya
iya becanda Shill, bsok kmu bwa HP kan ?
Shilla : Iya
,bsok pgi sms gue ya ,klo kmu udh dket :)
Cakka :
Oke :D ,lo udh bljr ?
Shilla : Udahlah.
Ya udah ya, gue mau tdur :)
Cakka : Ya
,selamat mlem, mimpi indah :)
Shilla :
Slamat mlem jga :)
~~~
Paginya mereka berangkat
bersama, sesampainya di sekolah. Mereka menemui guru pembimbing untuk bertanya
pelajaran yang belum mereka ketahui dan meminta doa restu. Pukul setengah
delapan mereka berangkat diantar oleh Pak Adi, sesampainya di aula dinas
mereka mengambil nomer peserta , dan duduk untuk mengikuti upacara pembukaan.
Setelah upacara pembukaan ,tes dimulai mereka diberi waktu 2 jam untuk
mengerjakan. Duduk mereka dipisah Shilla disebelah barat sedangkan Cakka di
sebelah timur.
Setelah mengerjakan, mereka menunggu pengumuman. Setengah jam kemudian pemenang di umumkan, Cakka dan Shilla deg-degan. Dan ternyata mereka masuk tiga besar, dan masuk pada babak berikutnya. Setelah panitia mempersiapkan alat yang akan digunakan, babak selanjutnya dimulai setelah melewati babak rebutan, pemenang yang akan maju ke tingkat provinsipun akhirnya di umumkan, ternyata sekolah Cakka dan Shilla mendapatkan juara 2, mereka bersyukur karena sudah bisa berjuang sampai disini, walaupun tidak mendapatkan juara 1 dan tidak dapat maju ke tingkat provinsi, tetapi meraka sudah mempunyai pengalaman yang dapat terus dikembangkan di masa yang akan datang.
Setelah mengerjakan, mereka menunggu pengumuman. Setengah jam kemudian pemenang di umumkan, Cakka dan Shilla deg-degan. Dan ternyata mereka masuk tiga besar, dan masuk pada babak berikutnya. Setelah panitia mempersiapkan alat yang akan digunakan, babak selanjutnya dimulai setelah melewati babak rebutan, pemenang yang akan maju ke tingkat provinsipun akhirnya di umumkan, ternyata sekolah Cakka dan Shilla mendapatkan juara 2, mereka bersyukur karena sudah bisa berjuang sampai disini, walaupun tidak mendapatkan juara 1 dan tidak dapat maju ke tingkat provinsi, tetapi meraka sudah mempunyai pengalaman yang dapat terus dikembangkan di masa yang akan datang.
Sampai di sekolah ,semua siswa
sudah pulang. Cakka dan Shilla mampir dulu di kantin untuk membeli minum .
Setelah membeli minum mereka kembali, ke depan.
“Kka ,pulang
yuk gue capek ni ?” kata Shilla.
“Gue juga
capek, mana busnya penuh-penuh lagi.” jawab Cakka.
“Naik itu
aja ,sampai dirumah lo kan?”
“Sampai
kok.” jawab Cakka tersenyum.
Mereka
berduapun naik bus ,karena bus penuh mereka berdiri berdesak-desakkan. Saat bus
berhenti mendadak ,Shilla terdorong oleh seorang ibu-ibu gendut sampai mengenai
Cakka, untung saja Cakka tanggab menolong Shilla sehingga Shilla tidak jatuh.
“Eh, maaf
ya.” kata Shilla.
“Ya. Untung
aja lo enggak jatuh.” jawab Cakka.
“Makasih.”
kata Shilla sambil tersenyum.
“Iya.”
kata Cakka balas tersenyum.
Sepuluh
menit kemudian Shilla turun, karena rumah Shilla lebih dekat daripada Cakka.
Malamnya
seperti biasa Cakka dan Shilla smsan.
Cakka : Hai Shilla :) ,lgi ngapain ?
Shilla : Lagi lihat bulan, lo ?
Cakka : Juga lgi lihat bulan ,eh kok dibulan
itu ada wjah lo ya? :D
Shilla : Apasih ,elo bisa aja :P
Cakka : Hehe :D ,lo udah punya pacar blum
Shill?
Saat
Shilla membaca pesan itu Shilla mulai merasakan getaran yang berbeda, dia
sangat deg-degan. Pertanda apa ini? Apakah ini pertanda bahwa dia akan… Ah
sudahlah jangan terlalu berharap semua angan-angan itu tiba-tiba menyesaki dada
Shilla.
Shilla : Enggak :)
Cakka : Sama dong :D
Shilla : Ish ,siapa jg yg nanyain lo ? :P
Cakka : Ah ,masa cwek secantik lo nggak punya
pcar sih, bohong ya lo ? :P
Shilla : Ye ,enggak percaya lgi. Emng tampang
gue kelhtn kyak tampang pmbhong ya ? Lah lo jga, lo kan punya banyak fans :P
Cakka : Iya deh iya gue prcaya :D ,ah fans
apaan ? :p
Shillaa : Ya cwe-cwe yg trkgum-kgum sma lo
itu :p
Cakka : Enggak lah, udh mlem ni lo cpet tdur
biar nggk trlmbat bsok :p
Shilla : Ye spa jga yg blang klo ini siang
,gue skrng enggk prnh trlmbt tau :p
Cakka : Ya ,ngalh deh gue :p ,udh dlu y gue
mau tdur :D Slmat mlm Shilla ;)
Shilla : Mlam juga Cakka :)
(Bersambung)
Categories
Cerbung,
Cinta tak Bisa Ditebak,
Fanfic
Cerbung: Cinta tak Bisa Ditebak [Cakka Shilla] part 6
Baca sebelumnya Cinta tak Bisa Ditebak part 5
"Mendengar
kabar itu Cakka dan Shilla senang sekali. Kemudian mereka pulang untuk
menyampaikan kabar gembira ini kepada orang tua mereka..."
Keesokan
harinya tak seperti biasa Shilla berangkat menuju kelas melewati kelas 8a, saat
sampai di kelas 8a dia bertemu dengan Zahra temannya waktu kelas 7.
“Hei,
Shilla. Selamat ya.” kata Zahra
“Ya,
makasih. Cakka nya ada?” jawab Shilla tersenyum
“Emb,
bentar ya gue liat dulu di kelas ada nggak.” kata Zahra kemudian masuk kelas
Tidak
berapa lama Zahra keluar ,dia bilang kalo ternyata Cakka sedang tidak ada di kelas.
Shilla pun pergi menuju kelasnya. Saat sampai di depan ruang agama dia
berpapasan dengan Cakka.
“Eh, Kka
gue mau tanya?” kata Shilla.
“Kka, gue
tinggal dulu ya.” kata salah satu teman
Cakka yang bernama Gabriel.
“Ya.”
jawab Cakka.
“Eh, lo
bawa buku catatan fisika gue enggak?” tanya Shilla.
“Oh iya
gue bawa, sorry ya gue lupa enggak kembaliin ke lo.” kata Cakka.
“Sekarang
lo bawa enggak? Nanti ada pelajarannya ni, gue kan nggak punya buku cetak pegangan
fisika.” kata Shilla.
“Aduh maaf
gue enggak bawa tu, nanti fisika jam keberapa lo?” tanya Cakka.
“Jam ketiga
, habis upacara.” jawab Shilla.
“Ya udah
lo pinjem buku cetak gue aja, nanti gue
jam kelima.” kata Cakka.
“Ya udah
deh, makasih ya.” kata Shilla.
“Nanti gue
anter ya ke kelas lo, nanti kalo istirahat gue ambil ke kelas lo lagi.” kata
Cakka.
Tak berapa
lama Cakka kembali kekelas 8b untuk mengantar buku cetak fisikanya. Setelah bel
masuk mereka berpisah untuk masuk kekelas masing-masing.
Saat istirahat Cakka kembali ke
kelas 8b untuk mengambil bukunya, saat itu Sivia dan Angel sudah duluan pergi
ke kantin. Shilla dan Cakka pun pergi ke kantin bersama ,sampai di kantin
mereka hanya membeli Pop Ice. Di jalan
mereka bertemu dengan Sivia dan Angel.
“Eciee
,berduaan ni” kata Angel menggoda.
“Habis lo
ninggalin gue” jawab Shilla.
“Hehehe,
peace.” kata Sivia sambil mengajungkan kedua jarinya.
“Yaudah
kita duluan ya, takut ganggu” goda Angel.
Sivia dan
Angel pun pergi. Cakka dan Shilla lalu pergi kebalkon depan ruang music
perbatasan antara kelas 8b dan 8a. Mereka berbincang-bincang sebentar hingga
akhirnya Bu Okky guru Pkn datang, Bu Okky memberi tahu bahwa nanti setelah
bel masuk Cakka dan Shilla berkumpul di lab bahasa untuk pembimbing selanjutnya
untuk menghadapi LCC tingkat kabupaten.
Bel berbunyi tiga kali mereka
pergi ke kelas masing-masing untuk
mengambil tas dan meminta izin pada guru yang mengajar untuk tidak mengikuti pelajaran. Mereka menunggu di lab
sambil mengobrol tentang pelajaran di kelas mereka. Setelah menunggu Bu Okky pun
datang, mereka mulai pelajaran yang diawali dengan menjawab soal-soal. Setelah
selesai mata pelajaran Pkn mereka di ijinkan untuk istirahat.
“Ke kantin
yuk makan, laper nih.” ajak Cakka.
“Traktir
ya.” jawab Shilla iseng.
“Iya,
iya.” jawab Cakka tersenyum.
“Beneran?”
kata Shilla.
“Iya kan
elo yang minta.” jawab Cakka sambil tersenyum.
“Hehe,
makasih ya.” kata Shilla membalas tersenyum.
Setelah
makan dan mengobrol sebentar mereka kembali ke lab.
Merekapun
kembali ke lab untuk menerima pelajaran selanjutnya.
“Lo tu
ikut ekstra apa aja sih? Gue liat lo habis pembimbingan pasti sibuk ekstra
dulu.” tanya Shilla diperjalanan kembali ke lab
“Ah cuman,
karate sama basket. Kalo yang sering itu latian ngeband jadi habis pembimbingan
gue latian dulu.” jawab Cakka.
“O, gue
boleh ikutan karate enggak?” kata Shilla.
“Boleh
aja, yang cewek ada kok. Emang lo bisa?” jawab Cakka bercanda.
“Enak aja,
kan belum dicoba. Ya udah deh gue pikir-pikir dulu jadi ikut enggak.” kata
Shilla nyengir.
“Bercanda
Non, gitu aja ngambek.” Kata Cakka mengacak rambut Shilla lembut.
“Nama gue
Shilla, Ashilla Zahrantiara. Bukan Non! Iya-iya bercanda tapi jangan acak-acak
rambut gue dong.” jawab Shilla manyun.
Sesampainya
di lab mereka melanjutkan pelajaran.
Pukul 03.30 pembimbingan
selesai, Cakka melanjutkan latian ngeband dan Shilla pulang bersama Angel dan
Sivia yang pada hari itu memang bebarengan dengan les kelas mereka. Sampai di
rumah, seperti biasa setelah mandi dia belajar, saat itu terdengar getaran HP Shilla,
ternyata itu adalah SMS dari Cakka.
Cakka :
Shilla?
Shilla : Apa?
lo udah ngerjain soalnya Bu Okky?
Cakka : Belom,
susah banget cari dibuku nggak ada.
Shilla : Gue
udah dong B), cari di internet Hehehe.. :D
Cakka :
Pokoknya besok gue pinjem *maksa ni
hehehe :p
Shilla : Lo
kan emang suka maksa :p
Cakka : Enggk
juga kali :p Lagi ngapain ni shill?
Shilla :
Habis belajar, lo sendiri? :)
Cakka :
Lagi mikir :S
Shilla :
Mikir apa? Kayanya serius amat? Jadi kepo ni?
Cakka :
Mikirin lo Hahaha :p
Shilla :
Ih gombl! Lo tu bsa gmbal juga ya ternyata :D
Cakka : Hehehe,
Cakka gitu B)
Shilla : Lo
itu juga bisa bercanda ya, gue kira lo itu orangnya dingin gitu kaya pertama
kali gue ketemu lo :p
Cakka : Hehe
:D Eh, udah malem lo enggk ngntuk?
Shilla : Belum :)
Cakka : Nanti
kalo tidur jangan lupa mimpiin gue ya hahaha ;)
Shilla :
Kalo gue enggak mau gmna? :p
Cakka :
Harus :X
Shilla :
Tu kan maksa lagi :/ :p
Cakka :
Enggak maksa tau :p, lo tidur gih trs mimpiin gue hehehe :D
Shilla : Ya
udah gue tidur dulu ,selamat malam Cakka :)
Cakka :
Oke, jangn lpa mmpiin gue. Selmt mlm jga Shilla :D Have a nice dream :)
Seakan ada rasa yang berbeda
yang mulai menjalar di hati Shilla, Cakka orang yang dulu dikenalnya seorang yang
benar-benar dingin sekarang telah berubah total membuat hidupnya mulai terisi
dan berwarna dengan perhatiannya terhadap Shilla. Shilla tak tau apakah Cakka
juga memberikan hal seperti ini pada cewek lain di luar sana. Apakah salah
anggapannya selama ini tentang Cakka yang telah memberikan perhatiannya pada
Shilla ternyata hanya sekedar perhatian semu tanpa ada maksud apapun. Biarlah
rasa ini tersimpan rapat di hati Shilla, biarlah nanti Tuhan yang memberikan
jalan untuk cerita cintanya.
(Bersambung)
Categories
Cerbung,
Cinta tak Bisa Ditebak,
Fanfic
Sabtu, 21 September 2013
Cerbung: Cinta tak Bisa Ditebak [Cakka Shilla] part 5
Baca sebelumnya Cinta tak Bisa Ditebak part 4
"Sampai dirumah Shilla istirahat dan belajar, setelah belajar dia mandi dan duduk-duduk diteras rumahnya sambil menikmati mp3. Saat mendengarkan lagu, Cakka SMS..."
Bagian 5
"Sampai dirumah Shilla istirahat dan belajar, setelah belajar dia mandi dan duduk-duduk diteras rumahnya sambil menikmati mp3. Saat mendengarkan lagu, Cakka SMS..."
Bagian 5
Paginya
disekolah, pukul setengah tujuh Shilla sudah sampai disekolah. Di kelas Shilla
diberi semangat oleh teman-teman kelasnya, saat bel masuk berbunyi semua teman
kelasnya mendoakan agar Shilla dan Cakka berhasil mendapatkan juara. Shilla
segera keluar kelas, dia bertemu dengan dengan Cakka yang duduk di depan ruang
BK. Cakka dan Shilla kemudian mencocokan soal mereka sebelum menanyakan pada
guru. Cakka mengajari Shilla apa yang belum dia tahu atau sebaliknya. Hingga
akhirnya Bu Ira memanggil mereka untuk turun. Sampai didepan kantor mereka
bertemu dengan guru-guru yang akan mengajar di kelas, mereka salaman dengan
guru-guru dan meminta doa restu. Setelah bersalaman dengan guru-guru mereka
menemui guru yang mengajar mereka selama pembimbingan untuk menanyakan soal
yang belum jelas. Setelah pukul 07.20 mereka berangkat ketempat pelaksanaan
lomba. Mereka diantar oleh Bu Ira dan Pak Dave, dimobil Cakka dan Shilla berdiskusi tentang soal yang baru mereka
tanyakan tadi.
Sepuluh menit kemudiaan mereka
sudah sampai ditempat pelaksanaan lomba, mereka menuju ketempat pendaftaran,
ternyata ruang mereka dipisah. Ada dua ruangan dimana antara dua ruangan
tersebut dibatasi oleh papan. Mereka mendapat no meja 2. Dalam satu ruangan ada sekitar 15 anak.
Shilla segera menduduki meja yang telah disediakan, ia melihat ruang sebelah
untuk menengok Cakka. Cakka pun tersenyum melihat Shilla. Sebelum dimulai
mereka belajar dulu untuk mempermatang belajar mereka. Pukul 07.45 pembukaan
dimulai pengawas memberitahu tata tertib dan jalan perlombaan, jam delapan soal
dibagikan. Semua peserta mulai mengerjakan, waktu mengerjakan habis pukul
10.00. Cakka dan Shilla mengerjakan dengan yakin.
Setelah waktu habis mereka
keluar ruangan untuk mengambik snack,
juara akan diumumkan sekitar 45 menit
setelah waktu habis. Setelah mengambil snack
Bu Ira menyuruh mereka untuk duduk ditempat yang nyaman, Bu Ira memberitahu
akan pergi sebentar untuk menemui guru-guru lain.
“Yang
matematika tadi banyak yang keluar ya?” kata Cakka
“Iya,
kisi-kisi yang diberi bu guru banyak banget yang keluar. Eh lo tadi ada yang enggak
bisa enggak di matematika?” tanya Shilla
“Ada, eh
lo tadi no 45 matematika apa jawabannya?” tanya Cakka
“Kalo
nggak salah untung 100.000” jawab Shilla sambil berfikir
“Gue juga
itu. Menurut lo yang paling susah dimata pelajaran apa?” tanya Cakka
“ Kalo gue
sih bahasa inggris sama IPS, soalnya gue paling nggak bisa bahasa inggris. Kalo
lo?” kata Shilla
“IPS, kalo
bahasa inggrisnya sih ya lumayan.” jawab Cakka
Pada saat
itu Bu Ira datang, beliau memberitahu mereka untuk pulang duluan, karena jika
nanti menunggu pengumuman tidak ada yang menjemput. Bu Ira sudah memberi tahu
pada temannya untuk mengabarinya jika sudah pengumuman nanti. Merekapun segera
pulang, mereka mampir dulu ke rumah makan, untuk makan siang dan kembali ke sekolah.
Sampai di sekolah semua siswa
sudah pulang, Cakka dan Shilla berencana untuk pergi ke kantin sekolah untuk
membeli Pop Ice. Setelah membeli Pop Ice mereka duduk dulu di depan
sekolah sebelum pulang. Saaat mereka sedang mengobrol Bu Ira keluar sekolah,
diapun menemui Cakka dan Shilla.
“Kalian
belum pulang?” tanya Bu Ita.
“Belum,
Bu.” jawab Cakka.
“Oh, ya
kalian mendapat juara satu. Selamat ya.” kata Bu Ira sambil menyalami Cakka
dan Shilla.
“Iyaa bu, terimakasih.” jawab Cakka tersenyum.
“Terimakasih
bu.” kata Shilla tersenyum.
“Jangan
lupa tanggal 30 maju ke kabupaten. Tetep semangat dan belajar ya!” kata Bu Ira.
“Iya, Bu.”
jawab Cakka dan Shilla.
Mendengar
kabar itu Cakka dan Shilla senang sekali. Kemudian mereka pulang untuk
menyampaikan kabar gembira ini kepada orang tua mereka.
(Bersambung).
Categories
Cerbung,
Cinta tak Bisa Ditebak,
Fanfic
Cerbung: Cinta tak Bisa Ditebak [Cakka Shilla] part 4
Baca sebelumnya Cinta tak Bisa Ditebak part 3
"Hubungan antara Cakka dan Shilla pun semakin dekat, mereka sering pulang bersamaan. Saat pembinaan baru selesai, ternyata Cakka ada jadwal untuk ekstra basket. Shilla pun terpaksa harus pulang sendiri..."
"Hubungan antara Cakka dan Shilla pun semakin dekat, mereka sering pulang bersamaan. Saat pembinaan baru selesai, ternyata Cakka ada jadwal untuk ekstra basket. Shilla pun terpaksa harus pulang sendiri..."
Bagian 4
Paginya Shila
berangkat pagi sekitar pukul 06.10 dia sudah ada di jalan raya untuk menunggu
bus. Tak berapa lama ada bus, Shilla pun naik bus itu. Tak disangka ternyata
dalam bus itu ada Cakka. Cakka pun memanggil Shilla untuk duduk dikursi
sebelahnya yang kebetulan kosong.
“Wah, pagi
bener lo berangkat. Enggak perlu nunggu gue.” kata Cakka.
“Iya, dong
gue kan mau buktiin sama lo and temen-temen, kalo gue tu bisa berangkat pagi.”
jawab Shilla bangga.
“Oke gue orang
pertama yang percaya. Iyakan?” Kata Cakka mengedipkan matanya.
“Iya deh
iya, biar lo bahagia.” Kata Shilla tertawa.
Sampai
di sekolah Shilla pun segera menuju ke kelas ternyata di kelas masih banyak
bangku kosong (serem ya kayak judul film horror hiii), Sivia dan Angel pun mulai
mengejek Shilla.
“Shilla,
pasti ada alasannya lagi nih berangkat pagi.” kata Sivia memanas-manasi.
“Ah, apaan
sih lo.” kata Shilla.
“Ya, udah
deh, daripada berantem. Lo pilih tu kursi masih banyakkan yang kosong. Makanya
kalo berangkat itu yang pagi biar bisa milih kursi, enggak didepan mulu.” ledek
Angel.
“Iya, iya
bu! Banyak ceramah deh.” jawab Shilla.
Tak
berapa lama muncul Cakka di ambang pintu kelas.
“Eh,udah
dulu ya, da..da..” kata Shilla lalu pergi.
“Eh, lo tu
ditunggu lama banget sih.” kata Cakka
“Ah, cuma
bentar kok.” jawab Shilla.
“Iya deh,
cepet dikit dong nanti keburu masuk lagi.” kata Cakka.
“Ini hari
Jum’at Cakka, masuknya jam 07.15. Ini
aja baru jam 06.30.” kata Shilla enggak mau kalah.
“Iya
Shilla.” jawab Cakka mengalah.
Setelah mereka sampai di lab,merekapun segera
mengerjakan soal latihan mereka. Shilla menanyakan tentang salah satu rumus
matematika yang belum dia mengerti Cakka pun dengan sabar mengajarinya. Sebelum
bel masuk semua latihan mereka sudah selesai. Merekapun berbincang-bincang
sebentar. Tak berapa lama ada ketukan dari pintu ternyata yang mengetuk adalah
Sivia dan Angel. Shilla pun membukakan pintu.
“Emb, sorry
kalo ganggu.” kata Angel.
“Ah, enggak
kok. Ada apa?” jawab Shilla.
“Tadi Bu Ira nyariin kalian, terus bilang sama kita kalo nanti kalian disuruh kumpul di
lab bahasa kayak kemarin.” kata Sivia.
“O, ya.
Makasih” kata Shilla.
“Oh iya.
Kalian tu, ngapain? Belajar apa pacaran Hehehe.” ledek Sivia
“Ah, apaan
sih lo Vi!” kata Shilla
Cakka pun
tersenyum melihat tingkah Shilla dan teman-temannya.
Setelah bel masuk mereka
kemudian kembali ke kelas masing-masing untuk mengambil tas mereka. Dan kembali
ke lab untuk melanjutkan pembinaan, saat sampai di lab mereka bebarengan dengan
Bu Ira, beliau menjelaskan bahwa besok mereka akan berangkat sekitar pukul
setengah delapan, dan memakai seragam batik sekolah dan diberi sedikit nasehat
oleh Bu Ira. Mata pelajaran lainnyapun mereka hanya diberi kelonggaran untuk
bertanya hal-hal yang belum mereka ketahui. Setelah semua mata pelajaran
selesai, mereka di ijinkan pulang awal agar bisa beristirahat dan belajar
sendiri dirumah. Cakka dan Shilla pun pulang bersama.
Sampai
dirumah Shilla istirahat dan belajar, setelah belajar dia mandi dan duduk-duduk
diteras rumahnya sambil menikmati mp3. Saat mendengarkan lagu, Cakka SMS.
Cakka :
Lagi ngapain Shilla?
Shilla : Lagi nyantai, lo?
Cakka : Lagi
nyantai juga, eh bsok pake seragam batik sekolahkan?
Shilla : Iya,
bsok jam 8 mulainya?
Cakka :
Iya
Shilla :
Oh iya bsok ajari gue rmus mtk yg prsmaan garis ya? Di soal banyak yg kluar
ktany, lo kan tau kls
gue belum sampai.
Cakka :
Pasti gue ajarin kok :D
Shilla :
Makasih :D
Cakka :
Samasama Shilla :)
(Bersambung).
Categories
Cerbung,
Cinta tak Bisa Ditebak,
Fanfic
Langganan:
Komentar (Atom)