Sabtu, 05 Oktober 2013

Cerbung: Cinta tak Bisa Ditebak [Cakka Shilla] part 6

Diposting oleh Girl in the Rain di 07.20
Baca sebelumnya Cinta tak Bisa Ditebak part 5

"Mendengar kabar itu Cakka dan Shilla senang sekali. Kemudian mereka pulang untuk menyampaikan kabar gembira ini kepada orang tua mereka..."


Keesokan harinya tak seperti biasa Shilla berangkat menuju kelas melewati kelas 8a, saat sampai di kelas 8a dia bertemu dengan Zahra temannya waktu kelas 7.
“Hei, Shilla. Selamat ya.” kata Zahra
“Ya, makasih. Cakka nya ada?” jawab Shilla tersenyum
“Emb, bentar ya gue liat dulu di kelas ada nggak.” kata Zahra kemudian masuk kelas
Tidak berapa lama Zahra keluar ,dia bilang kalo ternyata Cakka sedang tidak ada di kelas. Shilla pun pergi menuju kelasnya. Saat sampai di depan ruang agama dia berpapasan dengan Cakka.
“Eh, Kka gue mau tanya?” kata Shilla.
“Kka, gue tinggal dulu ya.” kata salah satu teman  Cakka yang bernama Gabriel.
“Ya.” jawab Cakka.
“Eh, lo bawa buku catatan fisika gue enggak?” tanya Shilla.
“Oh iya gue bawa, sorry ya gue lupa enggak kembaliin ke lo.” kata Cakka.
“Sekarang lo bawa enggak? Nanti ada pelajarannya ni, gue kan nggak punya buku cetak pegangan fisika.” kata Shilla.
“Aduh maaf gue enggak bawa tu, nanti fisika jam keberapa lo?” tanya Cakka.
“Jam ketiga , habis upacara.” jawab Shilla.
“Ya udah lo pinjem buku cetak  gue aja, nanti gue jam kelima.” kata Cakka.
“Ya udah deh, makasih ya.” kata Shilla.
“Nanti gue anter ya ke kelas lo, nanti kalo istirahat gue ambil ke kelas lo lagi.” kata Cakka.
Tak berapa lama Cakka kembali kekelas 8b untuk mengantar buku cetak fisikanya. Setelah bel masuk mereka berpisah untuk masuk kekelas masing-masing.
                Saat istirahat Cakka kembali ke kelas 8b untuk mengambil bukunya, saat itu Sivia dan Angel sudah duluan pergi ke kantin. Shilla dan Cakka pun pergi ke kantin bersama ,sampai di kantin mereka hanya membeli Pop Ice. Di jalan mereka bertemu dengan Sivia dan Angel.
“Eciee ,berduaan ni” kata Angel menggoda.
“Habis lo ninggalin gue” jawab Shilla.
“Hehehe, peace.” kata Sivia sambil mengajungkan kedua jarinya.
“Yaudah kita duluan ya, takut ganggu” goda Angel.
Sivia dan Angel pun pergi. Cakka dan Shilla lalu pergi kebalkon depan ruang music perbatasan antara kelas 8b dan 8a. Mereka berbincang-bincang sebentar hingga akhirnya Bu Okky guru Pkn datang, Bu Okky memberi tahu bahwa nanti setelah bel masuk Cakka dan Shilla berkumpul di lab bahasa untuk pembimbing selanjutnya untuk menghadapi LCC tingkat kabupaten.
                Bel berbunyi tiga kali mereka pergi ke kelas masing-masing untuk  mengambil tas dan meminta izin pada guru yang mengajar untuk  tidak mengikuti pelajaran. Mereka menunggu di lab sambil mengobrol tentang pelajaran di kelas mereka. Setelah menunggu Bu Okky pun datang, mereka mulai pelajaran yang diawali dengan menjawab soal-soal. Setelah selesai mata pelajaran Pkn mereka di ijinkan untuk istirahat.
“Ke kantin yuk makan, laper nih.” ajak Cakka.
“Traktir ya.” jawab Shilla iseng.
“Iya, iya.” jawab Cakka tersenyum.
“Beneran?” kata Shilla.
“Iya kan elo yang minta.” jawab Cakka sambil tersenyum.
“Hehe, makasih ya.” kata Shilla membalas tersenyum.
Setelah makan dan mengobrol sebentar mereka kembali ke lab.
Merekapun kembali ke lab untuk menerima pelajaran selanjutnya.
“Lo tu ikut ekstra apa aja sih? Gue liat lo habis pembimbingan pasti sibuk ekstra dulu.” tanya Shilla diperjalanan kembali ke lab
“Ah cuman, karate sama basket. Kalo yang sering itu latian ngeband jadi habis pembimbingan gue latian dulu.” jawab Cakka.
“O, gue boleh ikutan karate enggak?” kata Shilla.
“Boleh aja, yang cewek ada kok. Emang lo bisa?” jawab Cakka bercanda.
“Enak aja, kan belum dicoba. Ya udah deh gue pikir-pikir dulu jadi ikut enggak.” kata Shilla nyengir.
“Bercanda Non, gitu aja ngambek.” Kata Cakka mengacak rambut Shilla lembut.
“Nama gue Shilla, Ashilla Zahrantiara. Bukan Non! Iya-iya bercanda tapi jangan acak-acak rambut gue dong.” jawab Shilla manyun.
Sesampainya di lab mereka melanjutkan pelajaran.
                Pukul 03.30 pembimbingan selesai, Cakka melanjutkan latian ngeband dan Shilla pulang bersama Angel dan Sivia yang pada hari itu memang bebarengan dengan les kelas mereka. Sampai di rumah, seperti biasa setelah mandi dia belajar, saat itu terdengar getaran HP Shilla, ternyata itu adalah SMS dari Cakka.
Cakka : Shilla?
Shilla : Apa? lo udah ngerjain soalnya Bu Okky?
Cakka : Belom, susah banget cari dibuku nggak ada.
Shilla : Gue udah dong B), cari di internet Hehehe.. :D
Cakka : Pokoknya besok gue pinjem *maksa ni  hehehe :p
Shilla : Lo kan emang suka maksa :p
Cakka : Enggk juga kali :p Lagi ngapain ni shill?
Shilla : Habis belajar, lo sendiri? :)
Cakka : Lagi mikir :S
Shilla : Mikir apa? Kayanya serius amat? Jadi kepo ni?
Cakka : Mikirin lo Hahaha :p
Shilla : Ih gombl! Lo tu bsa gmbal juga ya ternyata :D
Cakka : Hehehe, Cakka gitu B)
Shilla : Lo itu juga bisa bercanda ya, gue kira lo itu orangnya dingin gitu kaya pertama kali gue ketemu lo :p
Cakka : Hehe :D Eh, udah malem lo enggk ngntuk?
Shilla : Belum :)
Cakka : Nanti kalo tidur jangan lupa mimpiin gue ya hahaha ;)
Shilla : Kalo gue enggak mau gmna? :p
Cakka : Harus :X
Shilla : Tu kan maksa lagi :/ :p
Cakka : Enggak maksa tau :p, lo tidur gih trs mimpiin gue hehehe :D
Shilla : Ya udah gue tidur dulu ,selamat malam Cakka :)
Cakka : Oke, jangn lpa mmpiin gue. Selmt mlm jga Shilla :D Have a nice dream :)

                Seakan ada rasa yang berbeda yang mulai menjalar di hati Shilla, Cakka orang yang dulu dikenalnya seorang yang benar-benar dingin sekarang telah berubah total membuat hidupnya mulai terisi dan berwarna dengan perhatiannya terhadap Shilla. Shilla tak tau apakah Cakka juga memberikan hal seperti ini pada cewek lain di luar sana. Apakah salah anggapannya selama ini tentang Cakka yang telah memberikan perhatiannya pada Shilla ternyata hanya sekedar perhatian semu tanpa ada maksud apapun. Biarlah rasa ini tersimpan rapat di hati Shilla, biarlah nanti Tuhan yang memberikan jalan untuk cerita cintanya.
(Bersambung)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Girl in the Rain Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos