Sabtu, 05 Oktober 2013

Cerbung: Cinta tak Bisa Ditebak [Cakka Shilla] part 9

Diposting oleh Girl in the Rain di 07.53
Baca sebelumnya Cinta tak Bisa Ditebak part 8

"Setelah itu dia mencoba memejamkan mata, tapi setiap matanya terpejam bayangan Cakka selalu terlintas dibenaknya. Ya Tuhan semoga yang ini, bukan seorang PHP,  do’a nya didalam hati..."


Sudah beberapa hari hubungan Shilla dan Cakka berlalu, dan terlihat mereka semakin dekat. Tapi belum ada tanda-tanda mereka ada hubungan yang spesial. Ya sudahlah mungkin memang bukan jalanku kata hati Citra menenangkan dirinya.
Teng.. Tong.. Teng.. Tong..
Terdengar suara bel tanda pengumuman yang menggelegar mengalahkan bel stasiun kereta api, yang mengejutkan lamunan Shilla.
Tak lama kemudian terdengar suara Bu Ira yang mengumumkan bahwa besok acara ulang tahun sekolah yang ke-50 akan ada acara penyambutan tamu penting. Beberapa nama anak-anak kelas 8 dan 9 dipanggil untuk masuk ke aula sekolah, dan ternyata nama Shilla juga terpanggil diantara 16 anak barangkali yang disebutkan namanya oleh Bu Ira.
“Ish, ada apalagi sih. Penyambutan siapa sih? Kenapa harus gue?” kata Shilla yang memang dari tadi bête sendiri memikirkan Cakka.
“Enggak apa-apa kali Shill, berarti elo dipandang istimewa sama guru-guru.” nasehat Angel yang memang sudah tau betul sifat Shilla kalau lagi bête.
“Hehe iya betul itu kata Angel, gih sono cepet-cepet ke aula nanti terlambat suruh lepas sepatu lagi lo.” ledek Sivia mencoba membuat mood Shilla kembali.
“Bisa aja kalian, ya udah gue pergi dulu ya.” jawab Shilla setengah berlari.
                Di depan kelas 8a dia melihat sosok yang dia kenal, oh ternyata Cakka.
“Mau ke aula ya Shill? Barengan yok?” ajak Cakka.
“Hah, oh iya. Lo juga dipanggil ya? Boleh” jawab Shilla yang mulai salting.
“Iyalah.” jawab Cakka dengan seutas senyum di bibirnya.
                Sesampainya di aula mereka berpisah untuk duduk di bangku yang memang sedari mereka datang sudah terpisah antara anak cowok dan cewek. Bu Ira mulai mengabsen nama-nama mereka, kemudian beliau menjelaskan maksudnya mengundang mereka semua untuk datang ke aula ini, mereka semua diberi tugas untuk menjadi putra-putri batik untuk penyambutan tamu besok. Setelah itu giliran Bu Okky guru paling modis walaupun udah nenek-nenek menjelaskan bahwa besok mereka akan dirias dari pagi, sehingga mereka disuruh untuk datang pukul 05.30 berhubung bukan hanya siswa-siswi penyambutan namun masih banyak penari maupun dari grub paduan suara. Setelah penjelasan soal dandanan dan pakaian yang panjangnya melebihi sungai bengawan Solo, Bu Okky mulai membagi pasangan putra-putri batik untuk penyambutan besok.
“Mario Stevano Aditya Haling dengan Alyssa Saufika Umari dan, Ashilla Zahrantiara dengan Cakka Kawekas Nuraga…..” kata Bu Okky
Oh My God, apalagi ini gue pasangan sama Cakka? Tuhan bisa-bisa gue salting suruh gandengan sama Cakka, hancur berantakan nanti jadinya. Keluh Shilla dalam hati. Tiba-tiba saja Cakka yang memang duduk sebaris dengan Shilla tersenyum ke Shilla melihat kabar itu. Shilla pun dengan canggung membalas senyum Cakka.
                Sesampainya di kelas, Sivia dan Angel telah siap-siap mengintrogasi Shilla. Kebetulan pada jam itu adalah pelajaran Bu Okky.
“Maaf anak-anak, tadi ibu terlambat sebentar karena harus menyampaikan informasi tentang siswa-siswi yang akan menyambut tamu penting besok. “ kata Bu Okky menjelaskan.
“Tuh dengerin tu.” kata Shilla kepada teman-temannya.
“Elah cuman itu, detailnya gimana? Ceritain dong?” kata Sivia.
“Nanti ah kalo istirahat kedua aja, kalo dimarahin Bu Okky baru tau rasa kalian.” sergah Shilla.
“Iyadeh.” Jawab Angel pasrah.
Shilla bukan hanya siswa pandai dia juga cantik, tinggi, walaupun terkadang sifat juteknya kambuh.
                Tiga kali bel berbunyi menandakan waktu istirahat. Semua anak berhamburan keluar kelas mungkin ada yang kebelet ke kamar mandi, keburu kehabisan makanan di kantin, dan kesibukan lainnya. Tetapi Shilla, Sivia, dan Angel masih stay di dalam kelas, mengintrogasi Shilla tentang rencana pelaksanaan penyambutan untuk besok.
“Gimana katanya mau nyeritain detailnya ke kita?” kata Angel memulai pembicaraan.
“Jadi gini besok ada salah satu tamu penting dari pemerintah yang akan datang ke sekolah kita, jadi nama-nama tadi yang disebutkan sama Bu Ira disuruh dandan kayak putra-putri batik itu lho. Nah parahnya gue pasangan sama Cakka.” kata Shilla panjang lebar.
“Aih kalian nanti pasti jadi pasangan yang paling cocok.” kata Sivia nyengir.
“Apaansih, di sini enggak nyari cocok-cocokkan kali!” bantah Shilla.
“Enggak apa-apa kali Shill. Kalo boleh jujur lo itu cocok banget tau sama Cakka. Lo cantik, pinter, tinggi, nah terus si Cakka pinter, cakep, tinggi, cool, berbakat lagi. Kurang apalagi coba.” kata Sivia senyum-senyum.
“Yaudah ambil aja sono.” jawab Shilla sinis untuk menutupi perasaannya.
“Ah, jangan marah gitu dong. Bercanda doang atuh neng.” hibur Sivia.
“Iya iya, gue enggak marah kok.” sambung Shilla.
Setelah bel masuk mereka kembali menuju meja masing-masing untuk kembali belajar seperti semula.

Seharian ini Shilla merasa ada sesuatu yang selalu terngiang-ngiang di otaknya, selama di sekolah dia selalu mencoba untuk mencari-cari sosok Cakka, di rumahpun dia menanti-nanti SMS dari Cakka. Ia tidak tahu apa yang sesungguhnya dia rasakan, ini semua membuat dia was-was, deg-degan setiap memikirkan Cakka. Apakah benar ini yang dinamakan cinta? Pertanyaan itu selalu saja terngiang di kepalanya.
Saat asik-asiknya melamun led biru di hape Shilla menyala. Tak ambil pusing dia langsung mengambil hapenya, alangkah senangnya Shilla ketika ia tahu ternyata Cakka yang SMS. Sejak kapan aku sesenang ini jika ada SMS dari Cakka? kata hati Shilla meyakinkan dirinya sendiri yang bertingkah aneh itu. Ah barangkali ini yang namanya Cinta.
Cakka : Malam Shilla :)
Shilla : Hai :) mlam juga
Cakka : Hehe, lagi ngapain kamu? :D
Shilla : Lagi berimajinasi :p kamu sndiri?
Cakka : Lagi baca blog kamu ni :p Hayo khayalin aku kan? :p
Shilla : Tau blog aku darimana? Aduh itu isinya curhatan tau malu :( Ah pede bgt sih kamu, pen bgt ya dikhayalin aku :p
Cakka : Dari twitter kamu, tulisan kamu bagus-bagus tau aku suka puisi nya :) Hahaha blh jga tu sekali-kali aku dikhayalin kamu :p
Shilla : Ah makasih :) Okedeh nnti ya kalo aku kekurangan bahan buat di khayalin :p
Cakka : Yah jdi aku cuma jdi cadangan ni :(
Shilla : Hehehe enggk2 Cuma bercanda kok :p
Cakka : Besok berangkat jam berapa kamu?
Shilla : Belom tau jga sih. Kamu sendiri?
Cakka : Mungkin sekitar jam 05.00 dari rumah. Barengan sama aku aja besok, mau enggak? :D
Shilla : Oke boleh, kira-kira kamu sampe rumahku jam berapa?
Cakka : Mungki jam 05.10 nnti aku SMS kalo udh deket kek biasanya :)
Shilla : Okedeh sip :D
Cakka : Em bsok kalo stelah penyambutan aku tunggu di lantai 2 depan kelas 8a bisa? :)
Deg, jantung Citra mulai berdetak kencang lagi. Aduh ini anak kenapa ngajakin ketemuan? Mau ngapain juga? tanya kata hati Shilla.
Shilla : Oke :) lantai 2 depan kelas 8a yakan? InsyaAllah ya :D
Cakka : Iya :) Makasih Shilla. Udah malem nih cepet tidur besok bangun pagi biar enggak kesiangan :D
Shilla : Hahaha siap kapten :p Selamat malam :)
Cakka : Selamat malam juga Ashilla :p

Semua pikiran Shilla menjadi  lega setelah Shilla menerima SMS dari Cakka, dia sudah tidak sabar lagi untuk esok hari. Dia tidak berani menebak-nebak apa yang akan terjadi esok hari.
(Bersambung)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Girl in the Rain Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos