"Semua pikiran Shilla menjadi lega setelah Shilla menerima SMS dari Cakka, dia sudah tidak sabar lagi untuk esok hari. Dia tidak berani menebak-nebak apa yang akan terjadi esok hari..."
Setengah 5
Shilla sudah selesai sarapan, karena baju dan riasan sudah disiapkan dari
sekolah. Shilla hanya menyiapkan beberapa kapas dan pembersih untuk
membersihkan diri nanti apabila acara sudah selesai. Dia mengenakan sepatu dan
bergegas ke jalan raya untuk menemukan bus yang telah diberitau Cakka
sebelumnya. Sekitar pukul 05.10 bus yang ditunggu-tunggupun datang, ia segera
memasuki bus dan mencari-cari sosok Cakka. Terlihat tangan melambai-lambai
kepadanya.
“Nah itu
Cakka.” Gumamnya.
“Selamat
Pagi Shilla, udah gue siapkan kursi buat lo.” kata Cakka.
“Selamat
pagi juga, makasih udah dikasih kursi. Lo enggak kasian apa sama orang yang
berdiri itu malah lo kasih kursi itu sama gue.” omel Shilla sambil menunjuk
mbak-mbak yg berdiri di dekat pintu.
“Udah gue
tawarin tadi Shilla cerewet, katanya cuma deket. Wleek…” kata Cakka sambil
menjulurkan lidahnya
“Ya udah
deh, maaf udah ngomel-ngomel.” jawab Shilla sambil nyengir.
“Iya
gapapa kok, lucu tau kalo lo kayak gitu.” Kata Cakka.
Sekitar sepuluh menit mereka
telah tiba di sekolah, sedikit orang yang sudah datang. Hanya anggota
putra-putri batik, grub penari, grub karawitan, grub paduan suara, dan beberapa
guru maupun petugas yang sedang mondar-mondir mengurus ini itu. Bu Okky
menyambut Shilla dan Cakka di pintu gerbang.
“Kalian
langsung aja ke kelas 9c untuk Shilla, dan Cakka di kelas 9b. Kalian dapet antrian
nomer 2 ya! Sesudah Ify dan Rio, tadi mereka sudah hampir selesai.” Kata Bu Okky
“Iya Bu.”
Jawab mereka bebarengan.
Sekitar 10 menit Shilla sudah
selesai dirias, dan hasilnya walaaa.. dia tambah cantik dengan rambut panjangnya
yang diberi sedikit sanggul kecil dan digerai keriting, ditambah polesan
wajahnya yang cerah.
“Shilla
pakai baju batik yang warna biru itu ya.” Kata Ibu-ibu yang merias wajahnya
tadi.
“Iya bu,
ruang gantinya di mana ya?” Tanya Shilla.
“Di kamar mandi
putri, di samping kelas 9a.” jawab ibu tadi.
“Oh iya
bu, makasih.”
Setelah
Shilla keluar dari kelas, ternyata Sivia dan Angel sudah menunggunya diluar.
“Ya Allah
Shill, kamu tambah cantik banget.” Kata Sivia.
“Iya Shill,
kamu cantik banget-banget.” Sambut Angel.
“Ah kalian
enggak usah berlebihan deh.” elah Shilla.
“Kita
enggak melebih-lebihkan tau, kita serius kok. Iya enggak Vi?” kata Angel yang
disambut dengan anggukan mantap Sivia.
“Hahaha
yaudah, gausah serius banget gitu juga kali. Kalian temenin aku ganti baju? Mau
kan
?” tanya
Shilla.
“Tentu tuan putri.” Jawab Sivia bergaya
seperti pelayan.
Sesampainya di ruang ganti.
Shilla segera berganti pakaian yang telah disediakan.
Sekitar 5
menit Shilla sudah selesai berganti pakaian. Terusan batik warna biru tua dipadukan
dengan riasan wajahnya menambah keanggunan dan kecantikan Shilla. Dia pun
bergegas keluar dari kamar mandi, tapi setelah Shilla ke luar dari kamar mandi
Shilla sudah tidak menemukan Sivia dan Angel. Bersamaan dengan itu dari kamar
mandi siswa cowok keluar Cakka.
“Eh Shilla
ketemu lagi. Lah si Sivia sama Angel tadi kemana? Tadikan disini nungguin lo.” Kata Cakka.
“Lah iya
kemana tadi berdua? Tau-tau udah ngilang aja, pasti sengaja deh ini ninggalin gue. Awas aja kalau ketemu.” Kata Shillaa marah-marah.
“Ya udah
lah, enggak usah marah-marah. Nanti cantiknya ilang lho.”
“Ah apaan
sih kamu? Berlebihan banget, jadi malu.”
“Enggak
tau. Jujur lo itu cantik banget.” Kata Cakka.
“Ah
makasih jadi malu, besar nanti kepala gue. Hahahahaa” jawab Shilla diiringi tawa.
“Ah lawak
banget sih lo.” Kata Cakka.
Pukul
07.00 semua hadirin sudah siap, acara segera dimulai dengan penyambutan tamu
oleh pasangan putra-putri batik dan dilanjutkan dengan pemotongan kue oleh
bapak kepala sekolah. Setelah acara pokok selesai, dilanjutkan dengan acara
hiburan yang diisi dengan tari tradisional, solo vocal, karawitan, paduan
suara, dan lainnya yang dipersembahkan oleh siswa-siswi SMP Harapan Bangsa.
Setelah
anggota putra-putri batik diizinkan untuk beristirahat, Shilla segera menghampiri
Angel dan Sivia yang sedari tadi duduk di kursi tamu sambil memotret Shilla dan
Cakka.
“Heh,
kalian tadi kenapa ninggal gue sendirian di kamar mandi?” sergah Shilla.
“Haha-
siapa bilang lo sendiri, lo kan sama Cakka.” ledek Sivia.
“Ish
kalian, mana malah asik foto-foto gue sama Cakka lagi tadi.” balas Shilla.
“Haha-
enggak apa-apa kali Shill, nih liat cocok banget tau kalian.” jawab Sivia
sambil menyodorkan kameranya.
“Iyadeh,
kalian seneng gue juga seneng.” kata Shilla pasrah.
“Haha- akhirnya
lo nyerah juga.” Kata Sivia sambil menjulurkan lidahnya merasa telah menang.
Dari ujung
barisan Shilla melihat Cakka yang mengisyaratkan kepadanya untuk naik ke atas.
Melihat isyarat itu dia sedikit bingung karena pada waktu itu para siswa
dilarang untuk naik ke lantai atas. Shilla menanyakan balik kepada Cakka bener
dia harus naik ke lantai atas, setelah mendapat jawaban dari Cakka dia segera
naik ke atas menuju ke kelas 8a seperti yang dijanjikan oleh Cakka.
Sesampainya Shilla di depan
kelas 8a seperti perjanjiannya dengan Cakka, yang memang letaknya sedikit
memojok terhimpit antara dua bangunan sehingga tidak terlalu terlihat dari
halaman bawah. Dia segera mencari-cari sosok Cakka, akhirnya dia memutuskan
untuk menunggu sambil melihat pentas seni dibawah. Saat Shilla sedang asyik melihat
pentas seni terdengar alunan gitar dari belakang, dia segera berbalik kebelakang
dan dia menemukan Cakka sedang memetik senar gitarnya sambil menyanyikan alunan
lagu…
“Mungkinkah kau tahu
Rasa cinta yang kini
membara
Dan masih tersimpan
Dalam lubuk jiwa
ingin kunyatakan
Lewat kata yang mesra
untukmu
Namun ku tak kuasa
Untuk melakukannya
Mungkin hanya lewat
lagu ini
Akan kunyatakan rasa
Cintaku padamu
rinduku padamu tak bertepi
Mungkin hanya sebuah
lagu ini
Yang selalu akan
kunyanyikan
Sebagai tanda betapa aku inginkan kamu”
Setelah Cakka menghentikan menyanyinya, dia menghampiri Shilla
lalu dia menggenggam kedua tangan Shilla dan berkata.
“Shilla sebenernya aku sayang sama kamu, maukah kamu jadi
pacarku?” kata Cakka meyakinkan Seketika Shilla merasa darahnya dipompa dengan cepat, dia masih kaget dengan tindakan Cakka itu. Perutnya terasa digelitiki oleh kepakan beribu kupu-kupu. Hatinya buncah dengan kegembiraan. Setelah hening beberapa saat..
“Emm, aku juga sayang sama kamu.” jawab Shilla salting
“Jadi sekarang kita … pacaran.."
"Makasih Shilla.” lanjut Cakka gembira dengan senyum mengembang di bibirnya.
"Makasih Shilla.” lanjut Cakka gembira dengan senyum mengembang di bibirnya.
“Iya.”
jawab Shilla malu-malu.
Setelah
kejadian mengembirakan itu Shilla tidak sabar untuk segera memberitahukan kabar
gembira itu kepada Sivia dan Angel, iapun melambaikan tangannya kepada Sivia
dan Angel yang berada di halaman bawah. Tak disangka Shilla ketahuan oleh Bu
Winda yang melihat Shilla dan Cakka di lantai atas, Bu Winda pun memerintahkan
mereka untuk segera turun kebawah. Shilla dan Cakka pun segera menunduk dan
tertawa terbahak-bahak karena menyadari perbuatan konyol mereka itu.
Setelah
membersihkan diri dan berganti pakaian, Shilla dan Cakka menuju ke kantin untuk
menemui Sivia dan Angel. Sesampainya di kantin Shilla, Cakka, Sivia, dan Angel
berkumpul bersama.
“Ada apaan nih? Kayanya ada kabar gembira nih Ngel yang belum kita tahu dari Shilla.” Kata
Sivia
“Iya nih.
Shilla ayo cerita dong sama kita? Atauu- gue boleh nebak enggak?-“ ujar Angel sambil menggantung kata-katanya.
“Atauu
jangan-jangan lo sama Cakka udah jadian? Oh My God Shill!” kata Sivia antusias memotong
kata-kata Angel.
“Iya kita
udah jadian.” Jawab Cakka dengan gembira.
“Ya ampun!
Longlast kalian! Gue ikut seneng tau Shill.” kata Angel.
“Iya
langgeng buat kalian semoga sampe kakek nenek hahaha. By the way PJ(Pajak
Jadian) nya mana nih buat kita?” kata Sivia.
“Tenang
aja gue traktir kalian sepuasnya hahaha.” Kata Shilla gembira.
“Iya gue
juga traktir kalian deh.” Kata Cakka.
“Okedeh
tau aja lo kalau kita bisa nampung banyak makanan.” jawab Sivia yang doyan
makan itu.
Shilla
sangat gembira harapannya selama ini bukanlah hanya harapan semu saja, semuanya
sekarang telah menjadi nyata, cintanya telah menjadi nyata bersama cakka.
Memang Cinta tak Bisa Ditebak!
(THE END)
16 Juni 2011