Sabtu, 05 Oktober 2013

Cerbung: Cinta tak Bisa Ditebak [Cakka Shilla] part 10 (THE END)

Diposting oleh Girl in the Rain di 08.02 0 komentar
Baca sebelumnya Cinta tak Bisa Ditebak part 9

"Semua pikiran Shilla menjadi  lega setelah Shilla menerima SMS dari Cakka, dia sudah tidak sabar lagi untuk esok hari. Dia tidak berani menebak-nebak apa yang akan terjadi esok hari..."


Setengah 5 Shilla sudah selesai sarapan, karena baju dan riasan sudah disiapkan dari sekolah. Shilla hanya menyiapkan beberapa kapas dan pembersih untuk membersihkan diri nanti apabila acara sudah selesai. Dia mengenakan sepatu dan bergegas ke jalan raya untuk menemukan bus yang telah diberitau Cakka sebelumnya. Sekitar pukul 05.10 bus yang ditunggu-tunggupun datang, ia segera memasuki bus dan mencari-cari sosok Cakka. Terlihat tangan melambai-lambai kepadanya.
“Nah itu Cakka.” Gumamnya.
“Selamat Pagi Shilla, udah gue siapkan kursi buat lo.” kata Cakka.
“Selamat pagi juga, makasih udah dikasih kursi. Lo enggak kasian apa sama orang yang berdiri itu malah lo kasih kursi itu sama gue.” omel Shilla sambil menunjuk mbak-mbak yg berdiri di dekat pintu.
“Udah gue tawarin tadi Shilla cerewet, katanya cuma deket. Wleek…” kata Cakka sambil menjulurkan lidahnya
“Ya udah deh, maaf udah ngomel-ngomel.” jawab Shilla sambil nyengir.
“Iya gapapa kok, lucu tau kalo lo kayak gitu.” Kata Cakka.
                Sekitar sepuluh menit mereka telah tiba di sekolah, sedikit orang yang sudah datang. Hanya anggota putra-putri batik, grub penari, grub karawitan, grub paduan suara, dan beberapa guru maupun petugas yang sedang mondar-mondir mengurus ini itu. Bu Okky menyambut Shilla dan Cakka di pintu gerbang.
“Kalian langsung aja ke kelas 9c untuk Shilla, dan Cakka di kelas 9b. Kalian dapet antrian nomer 2 ya! Sesudah Ify dan Rio, tadi mereka sudah hampir selesai.” Kata Bu Okky
“Iya Bu.” Jawab mereka bebarengan.
                Sekitar 10 menit Shilla sudah selesai dirias, dan hasilnya walaaa.. dia tambah cantik dengan rambut panjangnya yang diberi sedikit sanggul kecil dan digerai keriting, ditambah polesan wajahnya yang cerah.
“Shilla pakai baju batik yang warna biru itu ya.” Kata Ibu-ibu yang merias wajahnya tadi.
“Iya bu, ruang gantinya di mana ya?” Tanya Shilla.
“Di kamar mandi putri, di samping kelas 9a.” jawab ibu tadi.
“Oh iya bu, makasih.”
Setelah Shilla keluar dari kelas, ternyata Sivia dan Angel sudah menunggunya diluar.
“Ya Allah Shill, kamu tambah cantik banget.” Kata Sivia.
“Iya Shill, kamu cantik banget-banget.” Sambut Angel.
“Ah kalian enggak usah berlebihan deh.” elah Shilla.
“Kita enggak melebih-lebihkan tau, kita serius kok. Iya enggak Vi?” kata Angel yang disambut dengan anggukan mantap Sivia.
“Hahaha yaudah, gausah serius banget gitu juga kali. Kalian temenin aku ganti baju? Mau kan
?” tanya Shilla.
 “Tentu tuan putri.” Jawab Sivia bergaya seperti pelayan.
                Sesampainya di ruang ganti. Shilla segera berganti pakaian yang telah disediakan.
Sekitar 5 menit Shilla sudah selesai berganti pakaian. Terusan batik warna biru tua dipadukan dengan riasan wajahnya menambah keanggunan dan kecantikan Shilla. Dia pun bergegas keluar dari kamar mandi, tapi setelah Shilla ke luar dari kamar mandi Shilla sudah tidak menemukan Sivia dan Angel. Bersamaan dengan itu dari kamar mandi siswa cowok keluar Cakka.
“Eh Shilla ketemu lagi. Lah si Sivia sama Angel tadi kemana? Tadikan disini nungguin lo.” Kata Cakka.
“Lah iya kemana tadi berdua? Tau-tau udah ngilang aja, pasti sengaja deh ini ninggalin gue. Awas aja kalau ketemu.” Kata Shillaa marah-marah.
“Ya udah lah, enggak usah marah-marah. Nanti cantiknya ilang lho.”
“Ah apaan sih kamu? Berlebihan banget, jadi malu.”
“Enggak tau. Jujur lo itu cantik banget.” Kata Cakka.
“Ah makasih jadi malu, besar nanti kepala gue. Hahahahaa” jawab Shilla diiringi tawa.
“Ah lawak banget sih lo.” Kata Cakka.
Pukul 07.00 semua hadirin sudah siap, acara segera dimulai dengan penyambutan tamu oleh pasangan putra-putri batik dan dilanjutkan dengan pemotongan kue oleh bapak kepala sekolah.  Setelah acara  pokok selesai, dilanjutkan dengan acara hiburan yang diisi dengan tari tradisional, solo vocal, karawitan, paduan suara, dan lainnya yang dipersembahkan oleh siswa-siswi SMP Harapan Bangsa.
Setelah anggota putra-putri batik diizinkan untuk beristirahat, Shilla segera menghampiri Angel dan Sivia yang sedari tadi duduk di kursi tamu sambil memotret Shilla dan Cakka.
“Heh, kalian tadi kenapa ninggal gue sendirian di kamar mandi?” sergah Shilla.
“Haha- siapa bilang lo sendiri, lo kan sama Cakka.” ledek Sivia.
“Ish kalian, mana malah asik foto-foto gue sama Cakka lagi tadi.” balas Shilla.
“Haha- enggak apa-apa kali Shill, nih liat cocok banget tau kalian.” jawab Sivia sambil menyodorkan kameranya.
“Iyadeh, kalian seneng gue juga seneng.” kata Shilla pasrah.
“Haha- akhirnya lo nyerah juga.” Kata Sivia sambil menjulurkan lidahnya merasa telah menang.
Dari ujung barisan Shilla melihat Cakka yang mengisyaratkan kepadanya untuk naik ke atas. Melihat isyarat itu dia sedikit bingung karena pada waktu itu para siswa dilarang untuk naik ke lantai atas. Shilla menanyakan balik kepada Cakka bener dia harus naik ke lantai atas, setelah mendapat jawaban dari Cakka dia segera naik ke atas menuju ke kelas 8a seperti yang dijanjikan oleh Cakka.
                Sesampainya Shilla di depan kelas 8a seperti perjanjiannya dengan Cakka, yang memang letaknya sedikit memojok terhimpit antara dua bangunan sehingga tidak terlalu terlihat dari halaman bawah. Dia segera mencari-cari sosok Cakka, akhirnya dia memutuskan untuk menunggu sambil melihat pentas seni dibawah. Saat Shilla sedang asyik melihat pentas seni terdengar alunan gitar dari belakang, dia segera berbalik kebelakang dan dia menemukan Cakka sedang memetik senar gitarnya sambil menyanyikan alunan lagu…

“Mungkinkah kau tahu
Rasa cinta yang kini membara
Dan masih tersimpan
Dalam lubuk jiwa ingin kunyatakan
Lewat kata yang mesra untukmu
Namun ku tak kuasa
Untuk melakukannya

Mungkin hanya lewat lagu ini
Akan kunyatakan rasa
Cintaku padamu rinduku padamu tak bertepi
Mungkin hanya sebuah lagu ini
Yang selalu akan kunyanyikan
Sebagai tanda betapa aku inginkan kamu”

Setelah Cakka menghentikan menyanyinya, dia menghampiri Shilla lalu dia menggenggam kedua tangan Shilla dan berkata.
“Shilla sebenernya aku sayang sama kamu, maukah kamu jadi pacarku?” kata Cakka meyakinkan Seketika Shilla merasa darahnya dipompa dengan cepat, dia masih kaget dengan tindakan Cakka itu. Perutnya terasa digelitiki oleh kepakan beribu kupu-kupu. Hatinya buncah dengan kegembiraan. Setelah hening beberapa saat..
“Emm, aku juga sayang sama kamu.” jawab Shilla salting
“Jadi sekarang kita … pacaran.."
"Makasih Shilla.” lanjut Cakka gembira dengan senyum mengembang di bibirnya.
“Iya.” jawab Shilla malu-malu.
Setelah kejadian mengembirakan itu Shilla tidak sabar untuk segera memberitahukan kabar gembira itu kepada Sivia dan Angel, iapun melambaikan tangannya kepada Sivia dan Angel yang berada di halaman bawah. Tak disangka Shilla ketahuan oleh Bu Winda yang melihat Shilla dan Cakka di lantai atas, Bu Winda pun memerintahkan mereka untuk segera turun kebawah. Shilla dan Cakka pun segera menunduk dan tertawa terbahak-bahak karena menyadari perbuatan konyol mereka itu.
Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, Shilla dan Cakka menuju ke kantin untuk menemui Sivia dan Angel. Sesampainya di kantin Shilla, Cakka, Sivia, dan Angel berkumpul bersama.
“Ada apaan nih? Kayanya ada kabar gembira nih Ngel yang belum kita tahu dari Shilla.” Kata Sivia
“Iya nih. Shilla ayo cerita dong sama kita? Atauu- gue boleh nebak enggak?-“ ujar Angel sambil menggantung kata-katanya.
“Atauu jangan-jangan lo sama Cakka udah jadian? Oh My God Shill!” kata Sivia antusias memotong kata-kata Angel.
“Iya kita udah jadian.” Jawab Cakka dengan gembira.
“Ya ampun! Longlast kalian! Gue ikut seneng tau Shill.” kata Angel.
“Iya langgeng buat kalian semoga sampe kakek nenek hahaha. By the way PJ(Pajak Jadian) nya mana nih buat kita?” kata Sivia.
“Tenang aja gue traktir kalian sepuasnya hahaha.” Kata Shilla gembira.
“Iya gue juga traktir kalian deh.” Kata Cakka.
“Okedeh tau aja lo kalau kita bisa nampung banyak makanan.” jawab Sivia yang doyan makan itu.
Shilla sangat gembira harapannya selama ini bukanlah hanya harapan semu saja, semuanya sekarang telah menjadi nyata, cintanya telah menjadi nyata bersama cakka. Memang Cinta tak Bisa Ditebak!
(THE END)


    16 Juni 2011 

Cerbung: Cinta tak Bisa Ditebak [Cakka Shilla] part 9

Diposting oleh Girl in the Rain di 07.53 0 komentar
Baca sebelumnya Cinta tak Bisa Ditebak part 8

"Setelah itu dia mencoba memejamkan mata, tapi setiap matanya terpejam bayangan Cakka selalu terlintas dibenaknya. Ya Tuhan semoga yang ini, bukan seorang PHP,  do’a nya didalam hati..."


Sudah beberapa hari hubungan Shilla dan Cakka berlalu, dan terlihat mereka semakin dekat. Tapi belum ada tanda-tanda mereka ada hubungan yang spesial. Ya sudahlah mungkin memang bukan jalanku kata hati Citra menenangkan dirinya.
Teng.. Tong.. Teng.. Tong..
Terdengar suara bel tanda pengumuman yang menggelegar mengalahkan bel stasiun kereta api, yang mengejutkan lamunan Shilla.
Tak lama kemudian terdengar suara Bu Ira yang mengumumkan bahwa besok acara ulang tahun sekolah yang ke-50 akan ada acara penyambutan tamu penting. Beberapa nama anak-anak kelas 8 dan 9 dipanggil untuk masuk ke aula sekolah, dan ternyata nama Shilla juga terpanggil diantara 16 anak barangkali yang disebutkan namanya oleh Bu Ira.
“Ish, ada apalagi sih. Penyambutan siapa sih? Kenapa harus gue?” kata Shilla yang memang dari tadi bête sendiri memikirkan Cakka.
“Enggak apa-apa kali Shill, berarti elo dipandang istimewa sama guru-guru.” nasehat Angel yang memang sudah tau betul sifat Shilla kalau lagi bête.
“Hehe iya betul itu kata Angel, gih sono cepet-cepet ke aula nanti terlambat suruh lepas sepatu lagi lo.” ledek Sivia mencoba membuat mood Shilla kembali.
“Bisa aja kalian, ya udah gue pergi dulu ya.” jawab Shilla setengah berlari.
                Di depan kelas 8a dia melihat sosok yang dia kenal, oh ternyata Cakka.
“Mau ke aula ya Shill? Barengan yok?” ajak Cakka.
“Hah, oh iya. Lo juga dipanggil ya? Boleh” jawab Shilla yang mulai salting.
“Iyalah.” jawab Cakka dengan seutas senyum di bibirnya.
                Sesampainya di aula mereka berpisah untuk duduk di bangku yang memang sedari mereka datang sudah terpisah antara anak cowok dan cewek. Bu Ira mulai mengabsen nama-nama mereka, kemudian beliau menjelaskan maksudnya mengundang mereka semua untuk datang ke aula ini, mereka semua diberi tugas untuk menjadi putra-putri batik untuk penyambutan tamu besok. Setelah itu giliran Bu Okky guru paling modis walaupun udah nenek-nenek menjelaskan bahwa besok mereka akan dirias dari pagi, sehingga mereka disuruh untuk datang pukul 05.30 berhubung bukan hanya siswa-siswi penyambutan namun masih banyak penari maupun dari grub paduan suara. Setelah penjelasan soal dandanan dan pakaian yang panjangnya melebihi sungai bengawan Solo, Bu Okky mulai membagi pasangan putra-putri batik untuk penyambutan besok.
“Mario Stevano Aditya Haling dengan Alyssa Saufika Umari dan, Ashilla Zahrantiara dengan Cakka Kawekas Nuraga…..” kata Bu Okky
Oh My God, apalagi ini gue pasangan sama Cakka? Tuhan bisa-bisa gue salting suruh gandengan sama Cakka, hancur berantakan nanti jadinya. Keluh Shilla dalam hati. Tiba-tiba saja Cakka yang memang duduk sebaris dengan Shilla tersenyum ke Shilla melihat kabar itu. Shilla pun dengan canggung membalas senyum Cakka.
                Sesampainya di kelas, Sivia dan Angel telah siap-siap mengintrogasi Shilla. Kebetulan pada jam itu adalah pelajaran Bu Okky.
“Maaf anak-anak, tadi ibu terlambat sebentar karena harus menyampaikan informasi tentang siswa-siswi yang akan menyambut tamu penting besok. “ kata Bu Okky menjelaskan.
“Tuh dengerin tu.” kata Shilla kepada teman-temannya.
“Elah cuman itu, detailnya gimana? Ceritain dong?” kata Sivia.
“Nanti ah kalo istirahat kedua aja, kalo dimarahin Bu Okky baru tau rasa kalian.” sergah Shilla.
“Iyadeh.” Jawab Angel pasrah.
Shilla bukan hanya siswa pandai dia juga cantik, tinggi, walaupun terkadang sifat juteknya kambuh.
                Tiga kali bel berbunyi menandakan waktu istirahat. Semua anak berhamburan keluar kelas mungkin ada yang kebelet ke kamar mandi, keburu kehabisan makanan di kantin, dan kesibukan lainnya. Tetapi Shilla, Sivia, dan Angel masih stay di dalam kelas, mengintrogasi Shilla tentang rencana pelaksanaan penyambutan untuk besok.
“Gimana katanya mau nyeritain detailnya ke kita?” kata Angel memulai pembicaraan.
“Jadi gini besok ada salah satu tamu penting dari pemerintah yang akan datang ke sekolah kita, jadi nama-nama tadi yang disebutkan sama Bu Ira disuruh dandan kayak putra-putri batik itu lho. Nah parahnya gue pasangan sama Cakka.” kata Shilla panjang lebar.
“Aih kalian nanti pasti jadi pasangan yang paling cocok.” kata Sivia nyengir.
“Apaansih, di sini enggak nyari cocok-cocokkan kali!” bantah Shilla.
“Enggak apa-apa kali Shill. Kalo boleh jujur lo itu cocok banget tau sama Cakka. Lo cantik, pinter, tinggi, nah terus si Cakka pinter, cakep, tinggi, cool, berbakat lagi. Kurang apalagi coba.” kata Sivia senyum-senyum.
“Yaudah ambil aja sono.” jawab Shilla sinis untuk menutupi perasaannya.
“Ah, jangan marah gitu dong. Bercanda doang atuh neng.” hibur Sivia.
“Iya iya, gue enggak marah kok.” sambung Shilla.
Setelah bel masuk mereka kembali menuju meja masing-masing untuk kembali belajar seperti semula.

Seharian ini Shilla merasa ada sesuatu yang selalu terngiang-ngiang di otaknya, selama di sekolah dia selalu mencoba untuk mencari-cari sosok Cakka, di rumahpun dia menanti-nanti SMS dari Cakka. Ia tidak tahu apa yang sesungguhnya dia rasakan, ini semua membuat dia was-was, deg-degan setiap memikirkan Cakka. Apakah benar ini yang dinamakan cinta? Pertanyaan itu selalu saja terngiang di kepalanya.
Saat asik-asiknya melamun led biru di hape Shilla menyala. Tak ambil pusing dia langsung mengambil hapenya, alangkah senangnya Shilla ketika ia tahu ternyata Cakka yang SMS. Sejak kapan aku sesenang ini jika ada SMS dari Cakka? kata hati Shilla meyakinkan dirinya sendiri yang bertingkah aneh itu. Ah barangkali ini yang namanya Cinta.
Cakka : Malam Shilla :)
Shilla : Hai :) mlam juga
Cakka : Hehe, lagi ngapain kamu? :D
Shilla : Lagi berimajinasi :p kamu sndiri?
Cakka : Lagi baca blog kamu ni :p Hayo khayalin aku kan? :p
Shilla : Tau blog aku darimana? Aduh itu isinya curhatan tau malu :( Ah pede bgt sih kamu, pen bgt ya dikhayalin aku :p
Cakka : Dari twitter kamu, tulisan kamu bagus-bagus tau aku suka puisi nya :) Hahaha blh jga tu sekali-kali aku dikhayalin kamu :p
Shilla : Ah makasih :) Okedeh nnti ya kalo aku kekurangan bahan buat di khayalin :p
Cakka : Yah jdi aku cuma jdi cadangan ni :(
Shilla : Hehehe enggk2 Cuma bercanda kok :p
Cakka : Besok berangkat jam berapa kamu?
Shilla : Belom tau jga sih. Kamu sendiri?
Cakka : Mungkin sekitar jam 05.00 dari rumah. Barengan sama aku aja besok, mau enggak? :D
Shilla : Oke boleh, kira-kira kamu sampe rumahku jam berapa?
Cakka : Mungki jam 05.10 nnti aku SMS kalo udh deket kek biasanya :)
Shilla : Okedeh sip :D
Cakka : Em bsok kalo stelah penyambutan aku tunggu di lantai 2 depan kelas 8a bisa? :)
Deg, jantung Citra mulai berdetak kencang lagi. Aduh ini anak kenapa ngajakin ketemuan? Mau ngapain juga? tanya kata hati Shilla.
Shilla : Oke :) lantai 2 depan kelas 8a yakan? InsyaAllah ya :D
Cakka : Iya :) Makasih Shilla. Udah malem nih cepet tidur besok bangun pagi biar enggak kesiangan :D
Shilla : Hahaha siap kapten :p Selamat malam :)
Cakka : Selamat malam juga Ashilla :p

Semua pikiran Shilla menjadi  lega setelah Shilla menerima SMS dari Cakka, dia sudah tidak sabar lagi untuk esok hari. Dia tidak berani menebak-nebak apa yang akan terjadi esok hari.
(Bersambung)

Cerbung: Cinta tak Bisa Ditebak [Cakka Shilla] part 8

Diposting oleh Girl in the Rain di 07.43 0 komentar
Baca sebelumnya Cinta tak Bisa Ditebak part 7

"Saat Shilla membaca pesan itu Shilla mulai merasakan getaran yang berbeda, dia sangat deg-degan. Pertanda apa ini? Apakah ini pertanda bahwa dia akan… Ah sudahlah jangan terlalu berharap semua angan-angan itu tiba-tiba menyesaki dada Shilla..."


Paginya karena telah terbiasa Shilla berangkat pagi, saat dia naik bus kebetulan Cakka juga ada di bus itu akhirnya mereka duduk bersama.
Sesampainya di sekolah mereka berpisah karena Shilla lebih memilih lewat tangga timur ,sedangkan Cakka lewat tangga barat. Sampai di kelas Sivia dan Angel sudah menunggu Shilla.
“Selamat ya Shill.” kata Sivia
“Ah, makasih ya.” jawab Shilla dengan tersenyum.
“Iya, selamat ya Shill.” kata Angel
“Makasih Angel.” jawab Shilla.
“Kita kangen sama lo tau.” kata Angel.
“Gue kan emang ngangenin.” jawab Shilla nyengir.
“Ah ,lo Shill. Tambah parah aja lo sama Cakka.” kata Sivia.
“ Ah, apaan sih lo.” jawab Shilla sekenanya.
“Ah lo tu cocok tau sama Cakka.” kata Angel.
“Iya ,setuju gue.” tambah Sivia.
“Ish ,kalian berdua tu emang nyebelin banget ya, kan kalian yang terkagum-kagum sama dia, jadi kalian aja yang sama dia.” kata Shilla menutupi perasaannya.
“Ah ,enggak lho Shill kitakan cuma bercanda.” kata Sivia, takut kalo Shilla marah.
“Oke, gue juga cuma bercanda kali.” jawab Shilla manjawil bahu Sivia.
                Setelah bel istirahat berbunyi Shilla, Sivia ,dan Angel seperti biasa duduk didepan ruang agama. Saat mereka mengobrol bersama.
“Wah enak ya jadi Shilla, bisa deketan terus sama Cakka.” Kata Sivia sambil mengunyah makanannya.
“Biasa aja tu.” jawab Shilla
“Ah, yang bener?” sergah Angel memancing.
“Ya, beneran lah ,kenapa juga gue bohong.” jawab Shilla.
Setelah bel masuk berbunyi semua anak masuk ke kelas masing-masing. Setelah jam ekonomi seperti biasa jika hari Selasa anak-anak 8a meminjam buku IPS ke kelas 8b. Seperti biasa juga beberapa anak 8a masuk kekelas 8b, saat itu Shilla baru saja kembali dari kamar mandi, dan kebetulan dia bertemu dengan Cakka yang akan meminjam buku IPS ke 8b, akhirnya Cakka meminjam buku Shilla.

                                                                                                ***
                Hari Senin, minggu selanjutnya. Saat pulang sekolah, seperti biasa Shilla, Sivia dan Angel pulang bersama. Saat itu mereka membicarakan ulangan Geografi untuk besok. Shilla pun teringat kalau ternyata bukunya masih di bawa oleh Cakka dan ia pun baru teringat bahwa tadi malam Cakka mengirim sms kepadanya untuk mengambil di kelasnya karena ada jadwal karate.
Shilla pun terburu-buru lari menuju kelas 8a, saat Shilla sampai di kelas 8a ternyata Cakka sendirian di dalam kelas sambil memainkan gitarnya yang sengaja ditinggalnya di kelas. Shilla ragu-ragu untuk masuk kedalam kelas.
“Kka, hehe maaf ya tadi lupa kalo ada janji mau ambil buku.” kata Shilla ragu-ragu membuka suara.
“Lama banget kirain kamu lupa.” jawab Cakka datar.
Dalam hati Shilla berbicara ini anak kenapa sih bentar-bentar perhatian terus jadi dingin, aneh. Susah ditebak.
“Sekali lagi maaf ya, tadi gue lupa untung si Angel sama Sivia ngingetin  kalau besok ada ulangan Geografi.” jawab Shilla menyesal.
“Enggak apa-apa kok, biasa aja kali gausah tegang gitu” jawab Cakka tertawa lalu berdiri mengambil tas nya.
“Habis lo masang tampang ngeri gitu sih.” jawab Shilla polos
“Nih buku lo, gimana nasib ulangan lo kalo lo sampai lupa buat ngambil buku ini.” kata Cakka sambil menyodorkan buku IPS milik Shilla.
“Gue suruh lo nganter buku ini ke rumah gue.” jawab Shilla sambil menjulurkan lidahnya.
“Enggak apa-apa deh, untung-untung bisa main sama lo di rumah lo.” jawab Cakka nyengir.
“Latihan karate jam berapa? Nanti lo terlambat lho.” kata Shilla mengalihkan pembicaraan Cakka.
“Udah mulai daritadi kok, dari jam dua.” jawab Cakka.
“Lah kok gajadi latihan, lo bolos? Gara-gara gue ya?” kata Shilla panik dan bersalah.
“Enggak apa-apa lagi. Gue lagi capek, males latihan.” kata Cakka menyambar gitarnya lagi.
“Lo enggak pulang?” tanya Shilla
“Nanti ah, lagi pengen disini … sama lo.” jawab Cakka sedikit menggantung.
Deg.. jantung Shilla serasa mau copot mendengar kata-kata Cakka barusan. Degupan jantungnya semakin cepat. Dia kemudian menghampiri jendela kelas yang berhadapan dengan jalan raya mencari-cari sosok Angel dan Siva, ah ternyata mereka masih disana kata Shilla dalam hati.
“Lo mau pulang?” kata Cakka memecah keheningan diantara mereka.
“Emm gimana ya..?” jawab Shilla bingung bercampur salah tingkah.
“Mau gue ajarin main gitar enggak?” kata Cakka memotong kata-kata Shilla.
“Em boleh, tapi bentar ya gue bilang sama temen-temen gue dulu biar pulang duluan.” jawab Shilla.
“Mau gue anter ke bawah?”
“Enggak usah ah, dari sini aja males turun tangga.” jawab Shilla sekenanya.
Dia memang sudah mempersiapkan keadaan ini sebelumnya, jarak antara Shilla dan teman-temannya memang tidak terlalu jauh, dia memanggil-manggil nama Angel dan Sivia yang orangnya tepat di bawahnya. Yang dipanggilpun menoleh kearah jendela. Shilla pun menjelaskan maksudnya memanggil mereka.
“Gue masih ada urusan, kalian pulang duluan aja.” teriak Shilla dari jendela.
Melihat sosok Cakka duduk dikelas itu, teman-temannya pun tanggab dengan maksud Shilla.
“Okedeh, hati-hati ya.” Jawab Sivia mewakili temannya sambil tertawa.
Di kelas Shilla berjalan mendekati Cakka.
“Lo lucu teriak-teriak di jendela. Hahahaa.” kata Cakka diiringi derai tawanya
“Biarin, yang kayak gue ginikan langka.” jawab Shilla enggak mau kalah sambil menjulurkan lidahnya.
“Iya emang yang kayak lo itu gak ada, lain daripada yang lain, lucu tapi aneh. Eh jadi enggak ini diajarin main gitarnya?” jawab Cakka menyadarkan dirinya.
Lagi-lagi Shilla dibuat terbang oleh kata-kata Cakka. Apa mungkin dia punya perasaan yang sama denganku? Ah, enggak usah berharap lebih deh Shill, nanti ujung-ujungnya sakit hati lagi. Kata hati Shilla bersahutan menenangkan hatinya.
“Kok diem aja sih jadi enggak nih?” kata Cakka mengagetkan lamunan Shilla.
“Eh, jadi lah. Hehe maaf.” jawab Shilla mengatasi rasa saltingnya.
“Ngelamun ajasih, ngelamunin gue ya? Hayo?” tanya Cakka dengan nada menggoda.
“Enggak lah, lo mah kelewat PD.” jawab Shilla sekenanya.
“Ngalamunin apa dong? Gebetan?”
“Eh enggak, gebetan siapa? Gue engak ada gebetan tau.” jawab Shilla malu-malu
 “Hahahaa lucu ih lo kalo kayak gitu.” kata Cakka diiringi dengan tawanya.
“Ah apaansih? Jadi ngajarin enggak ni? “
“Jadi dong, sini ambil kursi.” perintah Cakka.
Setelah mengambil kursi, Cakka mulai mengajari Shilla bermain gitar mulai dari cara memegang gitar yang benar, cara memetik dawai gitar yang benar, dan memetik akor-akor gitar. Cakka mengajari Shilla dengan sangat telaten. Shilla mulai merasakan getaran itu lagi, getaran disaat dirinya bersama Cakka. Apakah ini yang dinamakan cinta? Kata hati Shilla bertanya-tanya lagi.
                Jam menunjukkan pukul 03.00, Shilla dan Cakka telah berada di koridor lantai bawah menuju pintu gerbang. Mereka hanya saling diam bergelut dengan pikiran masing-masing . Sesampainya di pintu gerbang.
“Mau minum? Aku ambilin ya? Kamu tunggu disini aja.” kata Cakka memulai percakapan.
“Boleh.” jawab Shilla singkat diiringi senyumnya.
“Sebentar ya.” kata Cakka sambil berlalu.
                Tak berapa lama Cakka muncul dengan 2 gelas Dawet, yang kebetulan penjualnya nangkring di sebelah sekolah.
“Ini dawetnya. Suka tape enggak? Tapi enggak gue kasih tape takut kalau lo enggak suka.” kata Cakka sambil menyodorkan  minuman itu.
“Tau aja gue enggak suka tape.” jawab Shilla sambil tertawa.
“Apasih yang enggak gue tau.” jawab Cakka menyombongkan diri.
“Lo tu ternyata orangnya lawak banget ya? Kok bisa jadi dingin itu gimana ceritanya.”
“Gak tau.” jawab Cakka sekenanya.
Setelah menyantap habis dawet mereka, Cakka dan Shilla bergegas pulang karena waktu sudah terlalulu sore.

                Malamnya Shilla mulai mengkhayalkan sosok Cakka lagi. Cinta? Inikah cinta? Kenapa seperti ini? Tapi, dia takut kalau selama ini dia dan Cakka hanya akan menjadi teman tidak lebih. Dia takut apabila dia harus menyadari kesalahannya selama ini bahwa dia telah salah berharap, otaknya pun mulai berangan-angan. Dreett.. let biru dari hape Shilla menyala. Ternyata SMS dari Cakka, ia sangat gembira sontak dia langsung membuka pesan itu. Sejak kapan dia merasa gembira apabila ada cowok yang sok perhatian dengannya? Tapi Cakka tidak seperti itu dia tidak sok perhatian, dia tulus, kata otaknya berebutan.
Cakka : Hai, udh tidur ya? :)
Shilla : Blom kok, biasa tdr mlem :)
Cakka : Lagi ngapain ni?
Shilla : Lagi nulis hehe :D Kamu sendiri?
Cakka : Lagi enggak ngapa-ngapain. Suka nulis ya nulis apa? Puisi? Atauu? cerita? :D
Shilla : Ya nulis apa aja, tergantung mood hehe :)
Cakka : Ciye :D Bikinin puisi dong buat aku ;p
Shilla : Okedeh, kapan-kapan ya :p
Cakka : Iyadeh :) Oh iya, makasih ya tadi buat waktunya :D
Shilla : Iya santai aja kali. Makasih juga udah mau ngajarin maen gitar :)
Cakka : Iya. Kapan-kapan lagi ya? ;)
Shilla : Insya Allah deh :D
Cakka : Udah malem nih, cepet tidur gih. Besok terlambat lagi :p
Shill : Iya Cakka, good night :)
Cakka : Good night too. Nice dream :D
Setelah itu dia mencoba memejamkan mata, tapi setiap matanya terpejam bayangan Cakka selalu terlintas dibenaknya. Ya Tuhan semoga yang ini, bukan seorang PHP,  do’a nya didalam hati.

(Bersambung)

Cerbung: Cinta tak Bisa Ditebak [Cakka Shilla] part 7

Diposting oleh Girl in the Rain di 07.31 0 komentar
Baca sebelumnya Cinta tak Bisa Ditebak part 6

"Seakan ada rasa yang berbeda yang mulai dirasakan oleh Shilla, Cakka orang yang dulu dikenalnya seorang yang benar-benar dingin sekarang telah berubah total membuat hidupnya mulai terisi dan berwarna dengan perhatiannya terhadap Shilla..." 


Tak ada yang tau hubungan Cakka dan Shilla akan berlanjut seperti apa? Tapi sudah jelas di sekolah mereka, sudah tersebar tentang berita tentang kedekataan mereka. Dan mungkin Shilla sendiri mulai merasa nyaman dengan Cakka, apakah yang dia rasakan adalah cinta? Dan apakah Cakka juga merasakan apa yang dirasakan Shilla? Semua itu menjadi pertanyaan di otak Shilla, tapi dia tak mau mengganggu konsentrasi belajarnya untuk menghadapi perlombaan LCC gara-gara memikirkan perasaannya, jadi biarlah semua mengalir seperti apa yang telah dikehendakkan oleh-Nya.
                Perlombaan tinggal lusa mereka pembimbingan dari pagi, sebelum masuk mereka saling bertanya tentang apa yang mereka tidak ketahui antara satu dengan yang lainnya. Mereka pulang pukul 03.00. Sampai pelaksanaan perlombaan Cakka meminta ijin untuk tidak mengikuti ekstra maupun kegiatan tambahan lainnya. Jadi Shilla dan Cakka lebih sering pulang bersamaan.
                Keesokan paginya mereka kembali disuruh untuk berkumpul di ruang lab bahasa, mereka diberi pengarahan untuk besok mulai dari seragam yang dipakai, dan waktu berangkat. Guru yang mengajar pembinaan pun hanya masuk untuk menanyakan apa yang belum Cakka dan Shilla jelas.  Setelah itu mereka diizinkan untuk istirahat sebentar. Pukul 12.30 mereka diizinkan pulang, untuk mempersiapkan lomba besok. Saat itu sekolah belum menunjukkan waktu pulang, akhirnya Shilla dan Cakka pulang bersama. Sampai dirumah Cakka maupun Shilla mempersiapkan untuk lomba. Malamnya Shilla mengirim sms kepada Cakka.
Shilla : Hai :)
Cakka : Hai jga ,ada apa Shill? :)
Shilla : Bsok kamu berangkat jam berapa ?
Cakka : Mungkin jam 06.15 dari rumah ?
Shilla : Gue bareng ya?
Cakka : Knapa? tkut ditinggl wktu brangkt LCC ? :p
Shilla : Ah ,elo. Gue serius ni ?
Cakka : Iya iya becanda Shill, bsok kmu bwa HP kan ?
Shilla : Iya ,bsok pgi sms gue ya ,klo kmu udh dket :)
Cakka : Oke :D ,lo udh bljr ?
Shilla : Udahlah. Ya udah ya, gue mau tdur :)
Cakka : Ya ,selamat mlem, mimpi indah :)
Shilla : Slamat mlem jga :)

                                                                                                ~~~
                Paginya mereka berangkat bersama, sesampainya di sekolah. Mereka menemui guru pembimbing untuk bertanya pelajaran yang belum mereka ketahui dan meminta doa restu. Pukul setengah delapan mereka berangkat diantar oleh Pak Adi, sesampainya di aula dinas mereka mengambil nomer peserta , dan duduk untuk mengikuti upacara pembukaan. Setelah upacara pembukaan ,tes dimulai mereka diberi waktu 2 jam untuk mengerjakan. Duduk mereka dipisah Shilla disebelah barat sedangkan Cakka di sebelah timur.
Setelah mengerjakan, mereka menunggu pengumuman. Setengah jam kemudian pemenang di umumkan, Cakka dan Shilla deg-degan. Dan ternyata mereka masuk tiga besar, dan masuk pada babak berikutnya. Setelah panitia mempersiapkan alat yang akan digunakan, babak selanjutnya dimulai setelah melewati babak rebutan, pemenang yang akan maju ke tingkat provinsipun akhirnya di umumkan, ternyata  sekolah Cakka dan Shilla mendapatkan juara 2, mereka bersyukur karena sudah bisa berjuang sampai disini, walaupun tidak mendapatkan juara 1 dan tidak dapat maju ke tingkat provinsi, tetapi meraka sudah mempunyai pengalaman yang dapat terus dikembangkan di masa yang akan datang.
                Sampai di sekolah ,semua siswa sudah pulang. Cakka dan Shilla mampir dulu di kantin untuk membeli minum . Setelah membeli minum mereka kembali, ke depan.
“Kka ,pulang yuk gue capek ni ?” kata Shilla.
“Gue juga capek, mana busnya penuh-penuh lagi.” jawab Cakka.
“Naik itu aja ,sampai dirumah lo kan?”
“Sampai kok.” jawab Cakka tersenyum.
Mereka berduapun naik bus ,karena bus penuh mereka berdiri berdesak-desakkan. Saat bus berhenti mendadak ,Shilla terdorong oleh seorang ibu-ibu gendut sampai mengenai Cakka, untung saja Cakka tanggab menolong Shilla sehingga Shilla tidak jatuh.
“Eh, maaf ya.” kata Shilla.
“Ya. Untung aja lo enggak jatuh.” jawab Cakka.
“Makasih.” kata Shilla sambil tersenyum.
“Iya.” kata Cakka balas tersenyum.
Sepuluh menit kemudian Shilla turun, karena rumah Shilla lebih dekat  daripada Cakka.
Malamnya seperti biasa Cakka dan Shilla smsan.
  Cakka : Hai Shilla :) ,lgi ngapain ?
  Shilla : Lagi lihat bulan, lo ?
  Cakka : Juga lgi lihat bulan ,eh kok dibulan itu ada wjah lo ya? :D
  Shilla : Apasih ,elo bisa aja :P
  Cakka : Hehe :D ,lo udah punya pacar blum Shill?
Saat Shilla membaca pesan itu Shilla mulai merasakan getaran yang berbeda, dia sangat deg-degan. Pertanda apa ini? Apakah ini pertanda bahwa dia akan… Ah sudahlah jangan terlalu berharap semua angan-angan itu tiba-tiba menyesaki dada Shilla.
  Shilla : Enggak :)
  Cakka : Sama dong :D
  Shilla : Ish ,siapa jg yg nanyain lo ? :P
  Cakka : Ah ,masa cwek secantik lo nggak punya pcar sih, bohong ya lo ? :P
  Shilla : Ye ,enggak percaya lgi. Emng tampang gue kelhtn kyak tampang pmbhong ya ? Lah lo jga, lo kan punya banyak fans :P
  Cakka : Iya deh iya gue prcaya :D ,ah fans apaan ? :p
  Shillaa : Ya cwe-cwe yg trkgum-kgum sma lo itu :p
  Cakka : Enggak lah, udh mlem ni lo cpet tdur biar nggk trlmbat bsok :p
  Shilla : Ye spa jga yg blang klo ini siang ,gue skrng enggk prnh trlmbt tau :p
  Cakka : Ya ,ngalh deh gue :p ,udh dlu y gue mau tdur :D Slmat mlm Shilla ;)
  Shilla : Mlam juga Cakka :)
(Bersambung)

Cerbung: Cinta tak Bisa Ditebak [Cakka Shilla] part 6

Diposting oleh Girl in the Rain di 07.20 0 komentar
Baca sebelumnya Cinta tak Bisa Ditebak part 5

"Mendengar kabar itu Cakka dan Shilla senang sekali. Kemudian mereka pulang untuk menyampaikan kabar gembira ini kepada orang tua mereka..."


Keesokan harinya tak seperti biasa Shilla berangkat menuju kelas melewati kelas 8a, saat sampai di kelas 8a dia bertemu dengan Zahra temannya waktu kelas 7.
“Hei, Shilla. Selamat ya.” kata Zahra
“Ya, makasih. Cakka nya ada?” jawab Shilla tersenyum
“Emb, bentar ya gue liat dulu di kelas ada nggak.” kata Zahra kemudian masuk kelas
Tidak berapa lama Zahra keluar ,dia bilang kalo ternyata Cakka sedang tidak ada di kelas. Shilla pun pergi menuju kelasnya. Saat sampai di depan ruang agama dia berpapasan dengan Cakka.
“Eh, Kka gue mau tanya?” kata Shilla.
“Kka, gue tinggal dulu ya.” kata salah satu teman  Cakka yang bernama Gabriel.
“Ya.” jawab Cakka.
“Eh, lo bawa buku catatan fisika gue enggak?” tanya Shilla.
“Oh iya gue bawa, sorry ya gue lupa enggak kembaliin ke lo.” kata Cakka.
“Sekarang lo bawa enggak? Nanti ada pelajarannya ni, gue kan nggak punya buku cetak pegangan fisika.” kata Shilla.
“Aduh maaf gue enggak bawa tu, nanti fisika jam keberapa lo?” tanya Cakka.
“Jam ketiga , habis upacara.” jawab Shilla.
“Ya udah lo pinjem buku cetak  gue aja, nanti gue jam kelima.” kata Cakka.
“Ya udah deh, makasih ya.” kata Shilla.
“Nanti gue anter ya ke kelas lo, nanti kalo istirahat gue ambil ke kelas lo lagi.” kata Cakka.
Tak berapa lama Cakka kembali kekelas 8b untuk mengantar buku cetak fisikanya. Setelah bel masuk mereka berpisah untuk masuk kekelas masing-masing.
                Saat istirahat Cakka kembali ke kelas 8b untuk mengambil bukunya, saat itu Sivia dan Angel sudah duluan pergi ke kantin. Shilla dan Cakka pun pergi ke kantin bersama ,sampai di kantin mereka hanya membeli Pop Ice. Di jalan mereka bertemu dengan Sivia dan Angel.
“Eciee ,berduaan ni” kata Angel menggoda.
“Habis lo ninggalin gue” jawab Shilla.
“Hehehe, peace.” kata Sivia sambil mengajungkan kedua jarinya.
“Yaudah kita duluan ya, takut ganggu” goda Angel.
Sivia dan Angel pun pergi. Cakka dan Shilla lalu pergi kebalkon depan ruang music perbatasan antara kelas 8b dan 8a. Mereka berbincang-bincang sebentar hingga akhirnya Bu Okky guru Pkn datang, Bu Okky memberi tahu bahwa nanti setelah bel masuk Cakka dan Shilla berkumpul di lab bahasa untuk pembimbing selanjutnya untuk menghadapi LCC tingkat kabupaten.
                Bel berbunyi tiga kali mereka pergi ke kelas masing-masing untuk  mengambil tas dan meminta izin pada guru yang mengajar untuk  tidak mengikuti pelajaran. Mereka menunggu di lab sambil mengobrol tentang pelajaran di kelas mereka. Setelah menunggu Bu Okky pun datang, mereka mulai pelajaran yang diawali dengan menjawab soal-soal. Setelah selesai mata pelajaran Pkn mereka di ijinkan untuk istirahat.
“Ke kantin yuk makan, laper nih.” ajak Cakka.
“Traktir ya.” jawab Shilla iseng.
“Iya, iya.” jawab Cakka tersenyum.
“Beneran?” kata Shilla.
“Iya kan elo yang minta.” jawab Cakka sambil tersenyum.
“Hehe, makasih ya.” kata Shilla membalas tersenyum.
Setelah makan dan mengobrol sebentar mereka kembali ke lab.
Merekapun kembali ke lab untuk menerima pelajaran selanjutnya.
“Lo tu ikut ekstra apa aja sih? Gue liat lo habis pembimbingan pasti sibuk ekstra dulu.” tanya Shilla diperjalanan kembali ke lab
“Ah cuman, karate sama basket. Kalo yang sering itu latian ngeband jadi habis pembimbingan gue latian dulu.” jawab Cakka.
“O, gue boleh ikutan karate enggak?” kata Shilla.
“Boleh aja, yang cewek ada kok. Emang lo bisa?” jawab Cakka bercanda.
“Enak aja, kan belum dicoba. Ya udah deh gue pikir-pikir dulu jadi ikut enggak.” kata Shilla nyengir.
“Bercanda Non, gitu aja ngambek.” Kata Cakka mengacak rambut Shilla lembut.
“Nama gue Shilla, Ashilla Zahrantiara. Bukan Non! Iya-iya bercanda tapi jangan acak-acak rambut gue dong.” jawab Shilla manyun.
Sesampainya di lab mereka melanjutkan pelajaran.
                Pukul 03.30 pembimbingan selesai, Cakka melanjutkan latian ngeband dan Shilla pulang bersama Angel dan Sivia yang pada hari itu memang bebarengan dengan les kelas mereka. Sampai di rumah, seperti biasa setelah mandi dia belajar, saat itu terdengar getaran HP Shilla, ternyata itu adalah SMS dari Cakka.
Cakka : Shilla?
Shilla : Apa? lo udah ngerjain soalnya Bu Okky?
Cakka : Belom, susah banget cari dibuku nggak ada.
Shilla : Gue udah dong B), cari di internet Hehehe.. :D
Cakka : Pokoknya besok gue pinjem *maksa ni  hehehe :p
Shilla : Lo kan emang suka maksa :p
Cakka : Enggk juga kali :p Lagi ngapain ni shill?
Shilla : Habis belajar, lo sendiri? :)
Cakka : Lagi mikir :S
Shilla : Mikir apa? Kayanya serius amat? Jadi kepo ni?
Cakka : Mikirin lo Hahaha :p
Shilla : Ih gombl! Lo tu bsa gmbal juga ya ternyata :D
Cakka : Hehehe, Cakka gitu B)
Shilla : Lo itu juga bisa bercanda ya, gue kira lo itu orangnya dingin gitu kaya pertama kali gue ketemu lo :p
Cakka : Hehe :D Eh, udah malem lo enggk ngntuk?
Shilla : Belum :)
Cakka : Nanti kalo tidur jangan lupa mimpiin gue ya hahaha ;)
Shilla : Kalo gue enggak mau gmna? :p
Cakka : Harus :X
Shilla : Tu kan maksa lagi :/ :p
Cakka : Enggak maksa tau :p, lo tidur gih trs mimpiin gue hehehe :D
Shilla : Ya udah gue tidur dulu ,selamat malam Cakka :)
Cakka : Oke, jangn lpa mmpiin gue. Selmt mlm jga Shilla :D Have a nice dream :)

                Seakan ada rasa yang berbeda yang mulai menjalar di hati Shilla, Cakka orang yang dulu dikenalnya seorang yang benar-benar dingin sekarang telah berubah total membuat hidupnya mulai terisi dan berwarna dengan perhatiannya terhadap Shilla. Shilla tak tau apakah Cakka juga memberikan hal seperti ini pada cewek lain di luar sana. Apakah salah anggapannya selama ini tentang Cakka yang telah memberikan perhatiannya pada Shilla ternyata hanya sekedar perhatian semu tanpa ada maksud apapun. Biarlah rasa ini tersimpan rapat di hati Shilla, biarlah nanti Tuhan yang memberikan jalan untuk cerita cintanya.
(Bersambung)
 

Girl in the Rain Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos