Senin, 26 Januari 2015

Aku Menyerah

Diposting oleh Girl in the Rain di 04.37
             
 Aku terbangun masih dengan bayangan itu di sampingku. Dia tak hanya di mimpiku dan aku mulai menyadari itu.
Dia adalah bayangan yang ku gores sedikit demi sedikit oleh ilusi ku sendiri, bayangan yang terlalu sering di gambar hingga membekas dan berlekuk membentuk serupa pemilikya.
                Bayangan yang hingga kini tak lelah mempermainkanku dan tak lelah memaksaku bermimpi tentangnya hingga imajinasi ku penuh dengan bayangan semu itu.
Aku tak pernah tau benar pemilik bayangan itu, aku hanya memiliki bayangannya tanpa jiwa maupun raganya. Aku hanya merasakan dingin tubuh dari bayangan itu tanpa ku tahu pasti seberapa hangat tubuh pemilik bayangan itu.
Bayangan yang tak sengaja kuciptakan dua tahun yang lalu. Yang hanya kubutuhkan untuk melarikan diri. Hingga aku tak sadar bayangan itu mulai menetap di dasar hatiku, tanpa ku prediksi sebelumnya.
Dan aku sadar pemilik bayangan itu tak pernah sekalipun menengokku yang telah lama menyimpan bayangan miliknya. Aku sendiri di sini; tanpa siapapun dan lelah bermain dengan fantasiku sendiri.

Waktu terus berjalan, hingga bayangan itu tanpa kuduga telah mengacaukan segalanya, dia mempermainkanku. Aku lelah berkejar-kejaran dengannya. Aku lelah dipermainkan oleh mimpiku sendiri. Aku lelah ilusiku menguasai segalanya.
Bayangan itu semakin lama seperti pemiliknya. Dia mulai menghindariku, semakin aku melangkah maju untuk mengejarnya dia selalu berhasil untuk berlari menjauh. Tapi seberapa jauh aku menghindar, bayangan itu selalu ada di depan mataku. Bayangan itu tak mau hilang.
Sakit. Aku frutasi dan bingung dengan diriku sendiri. Aku terkapar oleh permainan yang kubuat sendiri. Aku lelah hingga rasanya aku habis daya untuk mengahadapi bayangan itu.
Dia magnet yang terlalu kuat. Memang aku yang salah, karena dulu telah membuatnya seperti itu. Aku yang membuat diriku sendiri selalu tertarik olehnya, aku memang bodoh! Aku yang salah, pemilik bayangan itu tak sedikitpun pantas untus disalahkan.
Aku tak bisa berjalan mundur, karena bayangan itu selalu berhasil menarikku untuk maju, seakan memberikan harapan-harapan semu. Bayangan itu terlalu liar hingga aku tak bisa mengendalikannya sendiri. Aku lelah sungguh. Aku hanya ingin menyerah.
Aku hanya ingin menutup mata, agar bayangan itu tak terlihat lagi di mataku. Aku hanya ingin berjalan mundur, agar bayangan itu dapat diam di tempat. Aku hanya ingin melupakan bayangan itu dan pemiliknya agar aku tak tersiksa lagi.
Aku menyerah...


22 Januari 2015

0 komentar:

Posting Komentar

 

Girl in the Rain Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos