Kamis, 21 Maret 2013

Cerbung: Pelajaran dari Musuh part 5

Diposting oleh Girl in the Rain di 07.51 2 komentar

"Hah, ada ya sekarang larangan buat ketawa. Kok baru denger ya." kata Renata sambil diiringi tawa temannya.
"Biasa lah orang iri. Diem min ajalah." kata Fifi yang mulanya hanya ikut mendengarkan perdebatan itu.
"Heh, seenaknya kamu bilang kita iri. Ya udahlah guys kita cabut aja. Emang mereka orang-orang aneh." kata Yosi mengajak teman-temannya pergi.
"Hahaha kalah debat niyee! Nyatanya benerkan kalo kamu iri huuu!" sorak Renata mulai geram...

Bagian 5


Semua kegiatan disekolah berlangsung dengan was-was karena permusuhan diantara Renata dan kawan-kawannya dengan Yosi. Dan sudah seminggu ini permusuhan Yosi dan Renata semakin memuncak.
Sekarang hari Kamis seperti biasa jam pelajaran dimulai dengan pelajaran olahraga, Pak Afif guru olahraga, menyuruh murid-murid kelas 6 untuk bermain bola kasti di lapangan belakang sekolahan. Renata, Rani, Angel, Fifi, Baby, dan Sena mendapat giliran untuk melawan kelompoknya Yosi. Pertandingan berlangsung seru, namun akhirnya kelompok Renata lah yang berhasil menjadi pemenang Yosi yang tidak terima ngomel-ngomel dengan Renata.
"Heh, kamu curang masa daritadi kita kalah mulu sih." teriak Yosi
"Eh, jangan asal nuduh ya, kalau enggak bisa main enggak usah ikut deh kamu nyusahin aja sih!" omel Renata yang tidak terima kelompoknya dibully.
"Kita itu enggak curang kok, kelompok kamu itu emang udah kenyataannya kalah." kata Sena.
"Ah, yaudah deh aku capek mau berhenti aja! Yuk Vi, Cik! kita pergi." kata Yosi mengajak Evi dan Cika pergi.
"Hahaha udah lah kalah mah ngaku aja enggak usah pake sewot!!" teriak Renata
"Udahlah Ren! Enggak usah diperpanjang." sahut Fifi menasehati
Merekapun akhirnya melanjutkan bermain kasti bersama anak-anak cowok karena mereka masih kekurangan pemain.
Sebenernya anak-anak cowok pun enggak ada yang menyukai Yosi, karena sifatnya yang sombong, suka judge orang, dan egois itu makanya tidak ada orang yang mau jadi temannya, hanya Evi dan Cika lah yang setia berteman dengan Yosi, entah terpaksa atau emang mau sendirinya?
Pukul 08.00 mereka mulai beristirahat, Renata, Rani, Sena, Angel, Baby, dan Fifi bergegas untuk menuju ke kelas untuk mengambil air mineral yang mereka bawa untuk menghilangkan dahaga setelah berolahraga. Sesampainya di kelas.
"Senaa! Aku minta minum mu ya? Aku lupa tadi enggak masukin ke dalam tasku." kata Renata.
"Iyadeh apasih yang enggak buat kamu." kata Sena dengan meyodorkan botol minumnya kepada Renata
"Ah makasih, baik deh kamu." kata Renata menerima botol yang diberikan oleh Sena.
"Aaaaa!" teriak Renata histeris
"Eh kanapa? Ada apa?" tanya Sena, Baby, Angel, Fifi, dan Angel panik
"Ah ini apa? Tadi masuk kedalam mulutku." kata Renata panik
"Hah kok bisa? Coba lihat apaan sih itu?" kata Fifi
Fifi pun menjongkok untuk melihat benda yang ditunjuk oleh Renata tersebut.
"Kalau aku kira-kira sih ini ekor cicak. Tapi gimana bisa masuk kemulutmu? Apa lewat minum tadi?" kata Fifi menjelaskan.
"Hah kok bisa? Aku enggak masukin ke botol air minumku kok. Serius." kata Sena ketakutan dan merasa bersalah.
"Iya kok, kami percaya pasti bukan kamu, mana mungkin kamu berani ngelakuin hal senekat ini." kata Angel
"Sumpah ini semua yang ngelakuin bukan aku, kalian jangan salah paham ya. Terutama Renata aku minta maaf ya atas kejadian ini." kata Sena tersedu-sedu
"Iya udah, kamu jangan nangis. Kita simpen dulu barang bukti ini, nanti kita laporin aja sama guru. Biar semuanya terungkap." kata Rani.
Akhirnya mereka sepakat untuk melaporkan kejadiian ini pada guru hari esok.(Bersambung)

Pelajaran dari Musuh part 6

Cerbung: Pelajaran dari Musuh part 4

Diposting oleh Girl in the Rain di 07.47 0 komentar

Setelah Yosi sudah lama pergi. Angel segera menghampiri Renata, Rani, Fifi, Sena, dan Baby di dapur. Renata menjelaskan bahwa besok dia akan di jemput lagi sama Rani seperti tadi pagi. Renata juga menjelaskan panjang lebar tentang ide mereka, Angel sangat setuju karena dia sudah tidak betah lagi dimanfatkan oleh Yosi...

Bagian 4

Paginya seperti janjinya Rani menjemput Angel kerumahnya pagi-pagi sekali. Sesampainya di sekolah mereka segera menemui Renata dan teman-teman lainnya untuk melajutkan rencana berikutnya.
Renata memulai pembicaraan
"Oke jadi kita harus tetap tabah ya, ngehadepin kelakuannya Yosi nanti."
"Iya selalu demi persahabatan kita." jawab Sena
Semua pun manggut-manggut tanda setuju.
"Em, maaf ya teman-teman gara-gara aku kalian jadi susah gini." kata Angel
"Enggak apa-apa kali Ngel, kita kan sahabatan udah lama masa kita rela sih sahabat kita dimanfaatin sama musuh kita sendiri." jawab Fifi
"Iya setuju banget aku." kata Sena, dan disambut dengan jawaban teman-teman lainnya.
Beberapa menit kemudian Yosi dan kawan-kawannya datang menghampiri Renata dan teman-temannya. Melihat Angel sedang tertawa dan berbicang-bincang dengan sahabat-sahabatnya, amarah Yosi memuncak.
"Heh Angel! Sini kamu. Kenapa kamu malah gabung sama penghianat itu!" bentak Yosi.
"Apa-apaan kamu Yos, dateng-dateng marah-marah. Kalau ada masalah selesain baik-baik dong." jawab Renata kesal
"Heh aku enggak punya masalah sama kamu ya! Aku mau ngomong sama Angel." kata Yosi.
"Angel udah capek kamu manfaatin! Dia enggak mau gabung sama kamu lagi. Kamu itu harusnya nganggeb dia temen kamu, eh malah kamu seenaknya jadiin dia dayang kamu." kata Sena kesal
"Eh ngapain sih kamu ceramahin aku, sok tau banget deh kalian." jawab Yosi
"Kita enggak sok tau kok." kata Angel
"Eh Ngel, kamu nyebelin banget sih! Awas ya tunggu pembalesan aku." kata Yosi sambil menunjuk Angel dan temannya.
Karena bel masuk sudah berbunyi mereka menyesaikan perdebatan mereka.
Setelah kejadian tadi, Yosi mulai merencanakan, rencana-rencana yang akan dia gunakan untuk membalas dendamnya dengan Angel dan kawan-kawannya.
Pukul 12.30 bel tanda pulang berbunyi, Renata dan kawan-kawannya pergi kekantin untuk membeli makan siang karena setelah itu akan ada jam tambahan. Seperti biasa mereka memilih warung mbak Pur untuk makan siang kali ini. Tak disangka ternyata Yosi dan dayang-dayang nya sedang berada di warung itu juga. Mereka pun terpaksa memilih duduk didalam warung, walaupun biasanya mereka duduk di luar karena telah digunakan oleh Yosi dan kawan-kawannya.
Setelah mereka memesan makanan masing-masing Renata, Sena, Baby, Angel, Rani, dan Fifi segera menempati tempat duduk masing-masing. Seperti biasa Renata yang suka ngelucu itu membat teman-temannya dapat tertawa terbahak-bahak karena terhibur oleh kelakuaannya. Tiba-tiba..
"Heh, bisa diem enggak sih kalian?! Berisik tau! Kita lagi makan ni!" bentak Yosi
"Siapa juga yang bilang kamu lagi nyiramin kebun?" jawab Sena datar
"Heh! Dibilangin malah ngelunjak. Dasar ya kalian itu emang orang-orang aneh!" kata Evi teman Yosi
"Heh, apaansih kamu nyebut-nyebut kita orang aneh. Enggak salah tuh kan harusnya yang disebut orang aneh kalian." kata Baby diiringi gelak tawa teman-temannya.
"Berisik, kita itu enggak aneh. Kalian itu yang pantes disebut aneh ketawa seenaknya." jawab Yosi.
"Hah, ada ya sekarang larangan buat ketawa. Kok baru denger ya." kata Renata sambil diiringi tawa temannya.
"Biasa lah orang iri. Diem min ajalah." kata Fifi yang mulanya hanya ikut mendengarkan perdebatan itu.
"Heh, seenaknya kamu bilang kita iri. Ya udahlah guys kita cabut aja. Emang mereka orang-orang aneh." kata Yosi mengajak teman-temannya pergi.
"Hahaha kalah debat niyee! Nyatanya benerkan kalo kamu iri huuu!" sorak Renata mulai geram.
Setelah bel masuk berbunyi mereka segera memasuki kelas mereka untuk mengikuti jam tambahan.(Bersambung)

Minggu, 17 Maret 2013

Kamu adalah alasanku

Diposting oleh Girl in the Rain di 01.30 0 komentar

Kamu.. memang alasanku untuk memejamkan mata ini.
Karena.. hanya itu yang bisa aku lakukan pabila aku ingin melihat dirimu.

Kamu.. memang alasanku untuk terus berdiam diri di depan rak kaca itu.
Karena.. hanya lewat itu aku bisa menyentuh biasan cahaya tubuhmu.

Kamu.. memang alasanku untuk selalu berdoa kepada tuhan agar kau dihadirkan dalam mimpiku
Karena.. hanya lewat mimpi aku bisa tertawa bersamamu..
 

Girl in the Rain Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos