Yosi mulai menangis sungguh dia tidak menyangka bahwa perbuatannya akan berujung seperti ini.
"Nanti saya akan menghubungi orang tua kalian, dan sebaiknya kalian berinstropeksi diri dan segera berbaikan dengan Renata dan lain-lainnya." kata Pak Bagas kemudian keluar ke kelas diikuti oleh Bu Wiwit
Evi dan Cika sangat bingung membayangkan betapa kecewanya nanti orang tuanya kepada mereka, mereka menyesal kenapa mereka daridulu selalu menuruti perbuatan nakal yang selalu dilakukan Yosi dan tidak mau membantu Yosi untuk tidak berbuat nakal lagi...
Bagian 7
Beberapa hari setelah kejadian itu, keadaan antara Yosi, Evi, dan Cika sangatlah berbeda. Evi dan Cika sudah tidak bersama Yosi lagi. Mereka sudah kapok untuk berteman dengan Yosi. Yosi pun juga terlihat berbeda dia terlihat lebih pendiam sejak kejadian itu. Renata, Sena, Baby, Rani, Angel, dan Fifi sedikit khawatir dengan keaadaan Yosi. Tapi untuk sementara waktu mereka membiarkan Yosi untuk seperti itu dulu, mungkin itu agar Yosi dapat berinstropeksi diri dulu.
Minggu ini adalah hari permulaan diadakannya try out untuk ujian nasional yang akan diadakan sebentar lagi. Pada hari ini, Yosi masih terlihat seperti hari-hari sebelumnya terlihat murung, lama-kelamaan Renata, Sena, Baby, Rani, dan Fifi pun kasihan.
"Halo Yos! Ngelamun aja." sapa Baby
"Eh hai, kenapa?" kata Yosi kaget dan tergagab
"Eh kita gak mau ngapa-ngapain kok sama kamu." jawab Rani segera, takut ada salah faham dibenak Yosi
"Iya kok, kita cuma mau nyapa kamu aja." jawab Fifi tersenyum
"Oh.. emm iya sekalian gini aku mau ngomong... minta maaf sama kalian karena aku udah bikin banyaaak salah sama kalian." kata Yosi akhirnya
"Iya kita udah maafin kok, syukur kamu mau ngerubah sikap kamu itu." jawab Renata
"Oh iya maaf aku baru bisa ngomong sekarang sebelum-sebelumnya aku masih takut sama kalian." kata Yosi denga tulus
"Iya Yosi. Tapi kamu jangan diem gini terus dong, mulai sekarang kita temenan oke? Gimana teman-teman." kata Sena meminta jawaban teman-teman lainnya
semua mengagguk setuju
"Ah kalian baik banget, padahal dulu aku sering jahatin kalian. Sungguh aku benar-benar minta maaf sama kalian sekaligus terima kasih banyak, aku beruntung dulu pernah mendapat musuh yang baik sekali sekarang kepadaku. Jadi sekarang kita teman?" kata Yosi selanjutnya
"Iya teman. Enggak boleh ada musuh-musuhan lagi. Enggak ada debat-debatan lagi, Enggak ada ejek-ejekan lagi. Enggak ada jahil-jahilan lagi. Oke?" jawab Renata tersenyum
"Sip oke, sungguh aku banyak mendapatkan pelajaran dari kalian semua. Terimakasih banyak teman-teman" kata Yosi kemudian merangkul teman-teman barunya itu.
Setelah itu Yosi mulai berbuat baik, dia sudah berbaikan dengan Evi dan Cika mereka pun terlihat dekat kembali, dan yang terpenting sudah tidak ada kejahilan yang dilakukan Yosi dan sudah tidak ada lagi permusuhan diantara Renata, Sena, Baby, Fifi, Rani, dan Angel dengan Yosi yang ada adalah pertemanan yang damai.(THE END)
Sabtu, 02 November 2013
Cerbung: Pelajaran dari Musuh part 6
"Aaaaa!" teriak Renata histeris
"Eh kanapa? Ada apa?" tanya Sena, Baby, Angel, Fifi, dan Angel panik
"Ah ini apa? Tadi masuk kedalam mulutku." kata Renata panik
"Hah kok bisa? Coba lihat apaan sih itu?" kata Fifi
Fifi pun menjongkok untuk melihat benda yang ditunjuk oleh Renata tersebut.
"Kalau aku kira-kira sih ini ekor cicak. Tapi gimana bisa masuk kemulutmu? Apa lewat minum tadi?" kata Fifi menjelaskan.
"Hah kok bisa? Aku enggak masukin ke botol air minumku kok. Serius." kata Sena ketakutan dan merasa bersalah...
Bagian 6
Seperti kesepakatan mereka sebelumnya, kejadian itu akan dilaporkan pada guru pada hari ini, namun Renata, Rani, Baby, Angel, Sena, dan Fifi masih bimbang untuk melaporkan hal ini kepada guru, karena sementara waktu ini mereka belum mempunyai saksi maupun barang bukti siapa yang melakukan hal tersebut. Walau mungkin sebagian dari mereka telah menebak siapa yang telah melakukan hal tersebut. Ya, benar si nenek sihir Yosi. Tapi mereka tidak mau asal menuduh tanpa ada bukti.
Mereka pun mulai membicarakan hal tersebut tapi tetap saja tidak ada jalan keluar untuk memecahkan masalah ini, Renata dan Sena pun sejak kejadian kemarin masih canggung tidak seperti biasanya, mungkin Renata masih kesal dan Sena pun masih merasa bersalah karena ekor cicak itu ada di dalam botol minumnya.
Hingga pada waktu istirahat Cika salah seorang teman Yosi mendatangi Renata dan segerompolan temannya yang sedang di kamar mandi.
"Halo Ren. Halo semua!" sapa Cika kepada Renata dan pada teman-teman lainnya
"Eh, kamu Cik. Kenapa? Tumben kesini enggak bareng temen kamu itu?" jawab Renata menyindir
"Eh, jangan salah paham dulu dong, aku kesini cuma mau jujur tentang emm..." kata Cika ragu-ragu
"Tentang apasih? Enggak papa ngomong aja deh." kata Rani penasaran
"Jadi gini, sebenarnya kemarin yang masukkin ekor cicak di botol minuman Sena dan keminum sama Renata itu adalah Yosi. Tapi, tapi... kalian jangan bilang sama Yosi ya kalau aku yang bilang sama kalian tentang ini. Aku takut, tapi aku udah enggak betah lagi temenan sama Yosi karena dia suka maksa aku buat ini itu. Dan aku juga enggak mau kalo aku disuruh buat ngelakuin hal jahat sama kalian." kata Cika panjang lebar.
"Okedeh, makasih banget buat kejujuran mu. Tapi maaf sebelumnya gimana kalau kamu jadi saksi buat kita laporkan kejadian ini sama guru. Biar Yosi tau kalau perbuatannya selama ini adalah salah, dan dia bisa memperbaiki semua perbuatannya selama ini. Bukannya kita mau balas dendam sama dia kita cuma mau dia sadar dengan semua yang telah dia perbuat selama ini." kata Fifi
"Iya, tenang aja kamu sama kita bakal aman kok dari gangguan Yosi kalau kamu takut dia marah sama kamu gara-gara hal ini." kata Renata
"Emm.. yaudah deh aku mau jadi saksi buat kejadian ini. Makasih ya kalian udah mau ngertiin aku yang sering buat salah sama kalian, sekali lagi aku minta maaf atas perbuatan ku selama ini sama kalian." kata Cika menyalami satu persatu teman-temannya itu.
"Iya sama-sama kita juga minta maaf kalau sering buat salah sama kamu. Dan sekali lagi kita juga ngucapin makasih atas kejujuranmu." kata Rani
Setelah kejadian itu Renata, Sena, dan Fifi bergegas menuju ke kantor guru untuk menemui Pak Bagas walikelas mereka, sedangkan Rani, Angel, dan Baby bersam Cika menunggu kabar selanjutnya. Mendengar laporan itu Pak Bagas segera menindak lanjuti perkara itu, beliau segera memanggil Yosi dan Evi untuk menemuinya di kantor.
Sidang mulai berlangsung. Sena, Renata, Fifi, Cika, Yosi, dan Evi berada didalam ruangan untuk menjalankan sidang bersama Pak Bagas dan Bu Wiwit.
"Oke, saya akan memulai menginterogasi tentang kejadian ini. Saya dengar kemarin ada kejadian bahwa ada seseorang yang berani memasukkan ekor cicak dalam botol minum Sena. Dan menurut saksi, orang yang telah melakukan tersebut adalah Yosi, benar begitu Yosi?" kata Pak Bagas
Yosi yang ditanya hanya diam menunuduk karena ketakutan.
"Jawab Yosi, kenapa diam saja!" kata Bu Wiwit
"I-i-iya bu." akhirnya Yosi menyerah untuk tetap diam
"Lalu untuk apa kamu berbuat senekat itu Yosi?" tanya Pak Bagas selanjutnya
"Anu pak, emm saya tidak tahu. Saya hanya ingin menjahili Sena dan teman-temannya." jawab Yosi terbata-bata sambil menahan tangis
"Jadi Sena botol air mineralmu yang ada ekor cicaknya itu saya dengar terminum oleh Renata betul Sena, Renata?" kata Bu Wiwit kemudian
Sena dan Renata mengangguk
"Lalu Yosi bagamaina kamu mendapatkan ekor cicak itu dan dapat memasukkannya dalam botol mineral Sena?" tanya Bu Wiwit
"Jadi yang saya suruh untuk membawa ekor cicak itu adalah Evi, lalu saya dan Evi yang memasukkannya ke dalam botol minum Sena saat jam olahraga kemarin." jawab Yosi
"Dan Cika?" tanya Pak Bagas yang sudah hafal betul apabila Cika adalah salah satu teman dekat Yosi
"Dia yang mengawasi di dekat pintu masuk." jawab Yosi
"Jadi sudah terbukti benar disini yang bersalah adalah Yosi, Evi, dan Cika. Jadi sekarang Renata, Sena, dan Fifi dibolehkan untuk keluar kelas dulu." kata Pak Bagas
Renata, Sena, dan Fifi pun bergegas keluar kelas. Di luar Renata segera meminta maaf kepada Sena tentang perilakunya sejak kemarin yang sedikit tidak enak terhadap Sena, merekapun berpelukan. Sungguh mereka sangat sayang dengan sahabat-sahabatnya itu.
"Bapak sangat kecewa dengan kalian, kenapa kalian senekat ini melakukan hal seperti itu apa kalian tidak malu dengan perbuatan kalian ini? Sesungguhnya apa yang terjadi diantara kalian? Bapak tidak mau memarahi kalian, seharusnya kalian sudah bisa berinstropeksi diri, kalian sudah kelas 6 sebentar lagi kalian Ujian Nasional. Seharusnya mulai sekarang kalian fokus dengan tujuan kalian." kata Pak Bagas panjang lebar
Yosi mulai menangis sungguh dia tidak menyangka bahwa perbuatannya akan berujung seperti ini.
"Nanti saya akan menghubungi orang tua kalian, dan sebaiknya kalian berinstropeksi diri dan segera berbaikan dengan Renata dan lain-lainnya." kata Pak Bagas kemudian keluar ke kelas diikuti oleh Bu Wiwit
Evi dan Cika sangat bingung membayangkan betapa kecewanya nanti orang tuanya kepada mereka, mereka menyesal kenapa mereka daridulu selalu menuruti perbuatan nakal yang selalu dilakukan Yosi dan tidak mau membantu Yosi untuk tidak berbuat nakal lagi.(Bersambung)
"Eh kanapa? Ada apa?" tanya Sena, Baby, Angel, Fifi, dan Angel panik
"Ah ini apa? Tadi masuk kedalam mulutku." kata Renata panik
"Hah kok bisa? Coba lihat apaan sih itu?" kata Fifi
Fifi pun menjongkok untuk melihat benda yang ditunjuk oleh Renata tersebut.
"Kalau aku kira-kira sih ini ekor cicak. Tapi gimana bisa masuk kemulutmu? Apa lewat minum tadi?" kata Fifi menjelaskan.
"Hah kok bisa? Aku enggak masukin ke botol air minumku kok. Serius." kata Sena ketakutan dan merasa bersalah...
Bagian 6
Seperti kesepakatan mereka sebelumnya, kejadian itu akan dilaporkan pada guru pada hari ini, namun Renata, Rani, Baby, Angel, Sena, dan Fifi masih bimbang untuk melaporkan hal ini kepada guru, karena sementara waktu ini mereka belum mempunyai saksi maupun barang bukti siapa yang melakukan hal tersebut. Walau mungkin sebagian dari mereka telah menebak siapa yang telah melakukan hal tersebut. Ya, benar si nenek sihir Yosi. Tapi mereka tidak mau asal menuduh tanpa ada bukti.
Mereka pun mulai membicarakan hal tersebut tapi tetap saja tidak ada jalan keluar untuk memecahkan masalah ini, Renata dan Sena pun sejak kejadian kemarin masih canggung tidak seperti biasanya, mungkin Renata masih kesal dan Sena pun masih merasa bersalah karena ekor cicak itu ada di dalam botol minumnya.
Hingga pada waktu istirahat Cika salah seorang teman Yosi mendatangi Renata dan segerompolan temannya yang sedang di kamar mandi.
"Halo Ren. Halo semua!" sapa Cika kepada Renata dan pada teman-teman lainnya
"Eh, kamu Cik. Kenapa? Tumben kesini enggak bareng temen kamu itu?" jawab Renata menyindir
"Eh, jangan salah paham dulu dong, aku kesini cuma mau jujur tentang emm..." kata Cika ragu-ragu
"Tentang apasih? Enggak papa ngomong aja deh." kata Rani penasaran
"Jadi gini, sebenarnya kemarin yang masukkin ekor cicak di botol minuman Sena dan keminum sama Renata itu adalah Yosi. Tapi, tapi... kalian jangan bilang sama Yosi ya kalau aku yang bilang sama kalian tentang ini. Aku takut, tapi aku udah enggak betah lagi temenan sama Yosi karena dia suka maksa aku buat ini itu. Dan aku juga enggak mau kalo aku disuruh buat ngelakuin hal jahat sama kalian." kata Cika panjang lebar.
"Okedeh, makasih banget buat kejujuran mu. Tapi maaf sebelumnya gimana kalau kamu jadi saksi buat kita laporkan kejadian ini sama guru. Biar Yosi tau kalau perbuatannya selama ini adalah salah, dan dia bisa memperbaiki semua perbuatannya selama ini. Bukannya kita mau balas dendam sama dia kita cuma mau dia sadar dengan semua yang telah dia perbuat selama ini." kata Fifi
"Iya, tenang aja kamu sama kita bakal aman kok dari gangguan Yosi kalau kamu takut dia marah sama kamu gara-gara hal ini." kata Renata
"Emm.. yaudah deh aku mau jadi saksi buat kejadian ini. Makasih ya kalian udah mau ngertiin aku yang sering buat salah sama kalian, sekali lagi aku minta maaf atas perbuatan ku selama ini sama kalian." kata Cika menyalami satu persatu teman-temannya itu.
"Iya sama-sama kita juga minta maaf kalau sering buat salah sama kamu. Dan sekali lagi kita juga ngucapin makasih atas kejujuranmu." kata Rani
Setelah kejadian itu Renata, Sena, dan Fifi bergegas menuju ke kantor guru untuk menemui Pak Bagas walikelas mereka, sedangkan Rani, Angel, dan Baby bersam Cika menunggu kabar selanjutnya. Mendengar laporan itu Pak Bagas segera menindak lanjuti perkara itu, beliau segera memanggil Yosi dan Evi untuk menemuinya di kantor.
Sidang mulai berlangsung. Sena, Renata, Fifi, Cika, Yosi, dan Evi berada didalam ruangan untuk menjalankan sidang bersama Pak Bagas dan Bu Wiwit.
"Oke, saya akan memulai menginterogasi tentang kejadian ini. Saya dengar kemarin ada kejadian bahwa ada seseorang yang berani memasukkan ekor cicak dalam botol minum Sena. Dan menurut saksi, orang yang telah melakukan tersebut adalah Yosi, benar begitu Yosi?" kata Pak Bagas
Yosi yang ditanya hanya diam menunuduk karena ketakutan.
"Jawab Yosi, kenapa diam saja!" kata Bu Wiwit
"I-i-iya bu." akhirnya Yosi menyerah untuk tetap diam
"Lalu untuk apa kamu berbuat senekat itu Yosi?" tanya Pak Bagas selanjutnya
"Anu pak, emm saya tidak tahu. Saya hanya ingin menjahili Sena dan teman-temannya." jawab Yosi terbata-bata sambil menahan tangis
"Jadi Sena botol air mineralmu yang ada ekor cicaknya itu saya dengar terminum oleh Renata betul Sena, Renata?" kata Bu Wiwit kemudian
Sena dan Renata mengangguk
"Lalu Yosi bagamaina kamu mendapatkan ekor cicak itu dan dapat memasukkannya dalam botol mineral Sena?" tanya Bu Wiwit
"Jadi yang saya suruh untuk membawa ekor cicak itu adalah Evi, lalu saya dan Evi yang memasukkannya ke dalam botol minum Sena saat jam olahraga kemarin." jawab Yosi
"Dan Cika?" tanya Pak Bagas yang sudah hafal betul apabila Cika adalah salah satu teman dekat Yosi
"Dia yang mengawasi di dekat pintu masuk." jawab Yosi
"Jadi sudah terbukti benar disini yang bersalah adalah Yosi, Evi, dan Cika. Jadi sekarang Renata, Sena, dan Fifi dibolehkan untuk keluar kelas dulu." kata Pak Bagas
Renata, Sena, dan Fifi pun bergegas keluar kelas. Di luar Renata segera meminta maaf kepada Sena tentang perilakunya sejak kemarin yang sedikit tidak enak terhadap Sena, merekapun berpelukan. Sungguh mereka sangat sayang dengan sahabat-sahabatnya itu.
"Bapak sangat kecewa dengan kalian, kenapa kalian senekat ini melakukan hal seperti itu apa kalian tidak malu dengan perbuatan kalian ini? Sesungguhnya apa yang terjadi diantara kalian? Bapak tidak mau memarahi kalian, seharusnya kalian sudah bisa berinstropeksi diri, kalian sudah kelas 6 sebentar lagi kalian Ujian Nasional. Seharusnya mulai sekarang kalian fokus dengan tujuan kalian." kata Pak Bagas panjang lebar
Yosi mulai menangis sungguh dia tidak menyangka bahwa perbuatannya akan berujung seperti ini.
"Nanti saya akan menghubungi orang tua kalian, dan sebaiknya kalian berinstropeksi diri dan segera berbaikan dengan Renata dan lain-lainnya." kata Pak Bagas kemudian keluar ke kelas diikuti oleh Bu Wiwit
Evi dan Cika sangat bingung membayangkan betapa kecewanya nanti orang tuanya kepada mereka, mereka menyesal kenapa mereka daridulu selalu menuruti perbuatan nakal yang selalu dilakukan Yosi dan tidak mau membantu Yosi untuk tidak berbuat nakal lagi.(Bersambung)
Categories
Cerbung
Langganan:
Komentar (Atom)